Akan tetapi memang keberadaannya baru semakin dikenali akibat adanya Covid-19, secara khusus bedanya anosmia pada Covid-19 biasanya muncul tiba-tiba, bisa muncul sendiri atau bersama dengan gejala Covid-19 lainnya, sementara, dan banyak terjadi pada orang muda dan wanita.
Dalam laman RSUI (12/03/2021) oleh dr. Valensa Yosephi disebutkan bahwa 47% pasien Covid-19 di dunia mengalami gangguan saat membaui dan mengecap makanan.
Dijelaskan lebih lanjut oleh dr. Valensa bahwa hiposmia atau anosmia biasanya disertai dengan dysgeusia atau perubahan rasa pengecapan oleh lidah, karena cara manusia mempersepsikan rasa merupakan kombinasi dari bau, rasa, dan tekstur.
Penelitian menyebutkan bahwa gejala ini hanya bersifat sementara dan mengarah pada penyakit yang lebih ringan, dengan durasi umumnya sekitar 2 minggu hingga 3 bulan sehingga dapat membaui kembali.
Ada cara mudah yang bisa dilakukan di rumah untuk mengembalikan kemampuan penciuman menurut dr. Valensa, yaitu dengan melakukan latihan membaui (olfactory training), dengan prinsipnya mencium bau yang sama berulang kali untuk melatih kembali kemampuan hidung mengidentifikasi bau.
Caranya bisa dimulai dengan siapkan beberapa bahan yang memiliki aroma menyengat, seperti minyak kayu putih, lemon, cengkeh, bunga mawar, balsam beraroma, atau parfum. Kemudian hirup setiap aroma bergantian selama 20 detik dan cobalah terapkan dua kali sehari.
Selain melatih kembali penciuman, perlu juga diiringi dengan penerapan pola hidup sehat, dimulai dengan konsumsi makanan bergizi, istirahat total, konsumsi obat dan vitamin yang diresepkan, kelola stres.
Jika dilihat per 20 Desember 2022, berdasarkan data kasus yang diberikan oleh Kemenkes RI, saat ini total kasus positif di Indonesia sudah mencapai 6.711.703 kasus, dengan penambahan kasus per 20 Desember 2022 adalah 1.297 kasus.
Dengan detail, angka kematian sebesar 27 dan angka kesembuhan sebesar 2.781. Selain itu, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Menkes Budi saat ditemui langsung dalam acara Peluncuran Buku Covid-19 (20/12/2022) bahwa kasus di Indonesia terdapat dua varian baru, yaitu BN.1 dan BW.1.
Meskipun jika dilihat jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia per hari ini (21/12/2022) masih tergolong terkendali, namun bukan berarti menjadi lengah.
Mendekati Nataru (Natal dan Tahun Baru), masyarakat tetap diimbau untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan, mulai dari penerapan 3M (mencuci tangan, pakai masker, dan menjauhi kerumunan) hingga lengkapi vaksinasi untuk bangun kekebalan tubuh. (*)
Baca Juga: Pengobatan Kanker Terhenti saat Positif Covid-19, Bagaimana Cara Mencegahnya Agar Tak Menyebar?
Source | : | guardian,Kemenkes RI,rs.ui.ac.id,BBC |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar