GridHEALTH.id - Dikabarkan mengidap penyakit Parkinson dan kanker pankreas, pengobatan inilah yang perlu dilakukan oleh Vladimir Putin.
Kabar kurang sedap datang dari Presiden Rusia, Vladimir Putin yang dikabarkan mengidap penyakit Parkinson dan kanker pangkreas.
The Sun menyebut, Putin mengidap Parkinson dan kanker pankreas berdasarkan bocoran email dari seorang sumber intelijen Rusia.
Rumor kesehatan Putin sendiri telah lama diselimuti desas-desus selama beberapa tahun terakhir.
Apalagi, Putin beberapa kali terlihat berkedut dan tidak stabil ketika tampil di depan publik.
Di kalangan oposisi, muncul rumor yang menyebutkan bahwa Putin, yang kini berusia 70 tahun, terus-menerus diikuti dan dipantau oleh tim dokter.
Mengutip email dari sumber intelijen Rusia, The Sun mewartakan pada Selasa (1/11/2022), Putin menderita Parkinson tahap awal dan kanker pankreas.
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa dia didiagnosis penyakit Parkinson tahap awal, tetapi itu sudah berkembang," tulis email tersebut dikutip The Sun.
"Fakta ini akan disangkal dengan segala cara dan disembunyikan. Putin secara rutin dimasuki semua jenis steroid berat dan suntikan penghilang rasa sakit untuk menghentikan penyebaran kanker pankreas yang baru-baru ini didiagnosis," tambahnya.
Dalam email-nya, sumber tersebut mengeklaim bahwa kanker pankreas yang diidap Putin telah menyebar ke bagian lain dari tubuhnya.
Saluran Telegram General SVR telah lama melaporkan kesehatan Putin yang memburuk.
Baca Juga: Pria Sering Mimpi Buruk Dua Kali Lebih Berisiko Idap Parkinson, Studi
Belajar dari penyakit yang pertama diidap Putin, apakah penyakit Parkinson ini berbahaya?
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi sebagian besar neuron penghasil dopamin di area spesifik otak yang disebut substantia nigra.
Penyakit ini mungkin lebih sering ditemukan pada lansia.
Gejala umum dari penyakit parkinson bisa berkembang perlahan selama bertahun-tahun.
Perkembangan gejala juga seringkali sedikit berbeda dari satu orang ke orang lain karena keragaman penyakit.
Penyebab penyakit ini menurunnya produksi dopamine dalam otak akibat kematian sel saraf di dalam substantia nigra.
Sebagai informasi, di dalam substantia nigra terkandung sel saraf yang membuat neurotransmitter (zat kimia otak) menjadi dopamin, yang juga berperan untuk mengendalikan gerakan.
Saat terjadi penurunan produksi dopamine tersebut selanjutnya akan mengganggu sirkuit kelistrikan saraf di dalam ganglia basal, terutama yang mengendalikan gerakan tubuh, fungsi kognisi, dan perilaku.
Penyebab pasti yang membuat kenapa produksi dopamine menurun hingga menyebabkan Parkinson, hingga saat ini masih belum diketahui.
Baca Juga: Risiko Penyakit Parkinson Meningkat Saat Terinfeksi Covid-19, Studi
Parkinson adalah penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup.
Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi saat seseorang sudah menurun kualitas hidupnya, maka ia tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti yang dilakukan orang pada umumnya.
Parkinson mungkin bisa dianggap berbahaya karena dapat berkembang seiring berjalannya waktu, dan perlahan-lahan ‘menggerogoti’ hidup pengidapya.
Jadi sedikit demi sedikit, penyakit ini akan semakin menghambat aktivitas hidup penderitanya.
Karena penyakit ini bukan penyakit yang bisa disembuhkan, maka pengidap Parkinson mau tidak mau akan mengalami penurunan kualitas hidup.
Selain itu, penyakit yang dianggap berbahaya ini juga bisa menyebabkan penyakit lain yaitu dementia Parkinson.
Saat seseorang sudah mengidap dementia Parkinson, maka tidak hanya gerak tubuhnya saja yang mengalami perubahan.
Namun, juga bisa menyerang memori dan menyebabkan adanya perubahan perilaku dan emosi.(*)
Baca Juga: Pasien Stroke dan Penyakit Saraf Baiknya Ikut Puasa Ramadan, Ini Manfaatnya
Source | : | Sripoku.com,Halodoc.com,mitrakeluarga.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar