GridHEALTH.id – Sudah sejak dari lama kemunculan HIV yang menyerang kekebalan tubuh menjadi epidemi di seluruh dunia dan Indonesia.
Penelitian terkait pengobatan yang dapat menyembuhkan masih terus diteliti, namun dengan ditemukannya ARV (Antiretroviral) saat ini, membuat penderita HIV dapat hidup selayaknya orang biasa.
Akan tetapi dunia memiliki komitmen untuk dapat segera mengakhiri epidemi ini, target global dalam mengakhiri epidemi HIV ini ada pada tahun 2030.
Mendekati tahun 2030, banyak pihak yang mengambil bagian untuk terus memperjuangkan target ini.
Berbagai strategi untuk mengakhiri epidemi HIV di tahun 2030 terus direncanakan, salah satunya ide dari seorang dokter onkologi terkemuka, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM dengan mengusulkan diadakannya satu hari untuk tes massal HIV.
Berdasarkan data yang terlampir dalam pemaparan YKIS (Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat) pada acara peringatan 5 tahun YKIS dengan isu mengenai percepatan penanggulangan HIV/AIDS untuk mengakhiri epidemi HIV, diketahui ODHIV (orang dengan HIV) yang tahu statusnya sudah 90%.
Akan tetapi ODHIV yang patuh terapi ARV masih jauh dari target, kondisi tentu menjadi perhatian mengingat terapi ARV sangat menentukan kondisi kesehatan pasien. Terbukti ada 91,97% ODHIV yang patuh terapi dan melakukan tes viral load, virusnya berhasil menurun.
Dengan demikian, kesejahteraan hidup penderita HIV akan jauh lebih baik, karena ARV terbukti mampu menekan jumlah virus dalam tubuh ODHIV.
Tantangan lainnya yang dihadapi di lapangan saat ini adalah epidemi HIV sudah tidak lagi terkonsentrasi dan sudah banyak menyerang masyarakat umum, sehingga pengenalan mengenai HIV dan AIDS diperlukan lebih massif.
Akhir dari epidemi HIV 2030 ditandai dengan tiga target pencapaian ini, “3 Zero” yaitu:
1. Infeksi baru HIV – Zero
2. Kematian karena AIDS – Zero
Baca Juga: Kisah Penyintas HIV yang Berjuang Lawan Penyakit Saat Ingin Melahirkan
3. Stigma dan diskriminasi – Zero
Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi dari YKIS, yaitu:
Artinya, diharapkan 95% orang yang berisiko terkena HIV sudah dites dan mengetahui statusnya, lalu ditargetkan 95% orang yang positif HIV untuk memulai konsumsi obat ARV, dan diharapkan dengan kondisi di awal, 95% orang yang sudah memulai ARV bisa mendapatkan hasil viral load yang turun atau dalam kondisi viral load undetectable.
Sistem kesehatan S.T.O.P ini sudah dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan dapat menghentikan epidemi HIV, S.T.O.P adalah suluh atau edukasi, testing, obati, dan pantau.
Mengingat masih tingginya stigma dan diskriminasi oleh masyarakat umum karena pengetahuan mengenai penyakit HIV yang masih kurang, maka strategi selanjutnya yang diperlukan menurut YKIS adalah adanya pemberdayaan masyarakat dengan membuat masyarakat tahu, mau, dan mampu mempercepat akhir dari epidemi HIV 2030.
Dalam acara yang sama, Prof. Zoebari yang juga menjadi salah satu anggota dari YKIS mengusulkan untuk menetapkan satu hari sebagai tes massal HIV, tujuannya untuk membantu strategi pencapaian akhir epidemi HIV.
“Kita ini perlu tes HIV yang banyak banget untuk Indonesia, bagaimana kalau kita sepakat satu hari tertentu sebagai hari tes HIV nasional,” kata Prof. Zoebari, mengingat Indonesia sendiri sudah banyak memiliki alat tes HIV ini.
Tes HIV sangat diperlukan agar seseorang mengetahui sejak awal risiko terkena HIV, sehingga saat dinyatakan positif, pengobatan dengan ARV pun bisa segera dijalankan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.
Prof. Zoebari menyebutkan bahwa hasil penelitian telah menunjukkan remaja yang patuh konsumsi ARV akan jauh lebih sehat dibandingkan remaja sebaya lainnya, asalkan dibarengi dengan konsumsi makanan sehat, buah dan sayur, olahraga, dan menjaga tensi darah.
“(Hal) yang menarik akhir-akhir ini adalah semakin banyak orang yang tetap sehat setelah mengonsumsi obat ARV,” lanjut Prof. Zoebari.
Usulan ini juga disambut baik oleh Mantan Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, yang sekaligus menjadi ketua YKIS, menurutnya ini adalah usulan yang baik namun akan lebih mungkin untuk dimulai dari lingkup yang lebih kecil. (*)
Baca Juga: Kisah Seorang Ibu dari 4 Orang Anak yang Berjuang Melawan Virus HIV
Source | : | liputan langsung acara YKIS |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar