- Meminta pasangan untuk memakai fetish saat berhubungan seksual
- Memiliki fantasi, dorongan, atau tindakan yang membuat penderita kesal dan menimbulkan masalah serius di lingkungan sosial, pekerjaan, hingga hubungan.
Saat seseorang memiliki fetish dengan kecenderungan yang merusak dan mengganggu, jangan ragu untuk mencari pertolongan pada pakar, karena gangguan fetish dapat diatasi secara medis.
Berikut ini beberapa cara mengatasi gangguan fetish, seperti yang dijelaskan dalam Tufts Medical Center:
Ini adalah terapi untuk membantu penderita gangguan fetish mengidentifikasi dan mengubah pandangan penderita tentang diri sendiri, dunia, dan masa depan, juga membantu menyadarkan seseorang terkait cara berpikir yang tidak sehat.
Hal ini diperlukan karena orang dengan gangguan fetish disebut memiliki masalah masa lalu, termasuk pada saat dirinya kecil, sehingga dengan terapi ini diharapkan penderita dapat mempelajari cara baru untuk berpikir dan bertindak.
Ini adalah terapi yang membantu menghubungkan pikiran dan tindakan yang berkaitan dengan gangguan seksual menjadi sesuatu hal yang negatif, sehingga fetish akan diubah menjadi gambaran objek yang tidak diinginkan.
Dengan demikian, diharapkan sang penderita saat melihat fetish tersebut dapat menghasilkan pikiran negatif, bukan lagi bertindak berdasarkan pikiran seksualnya.
Pada terapi ini, seseorang akan dikenali bahwa cara bertindak terhadap fetish tersebut dapat memengaruhi orang lain, bahkan dapat merugikan. Sehingga penderita dapat dibantu mengubah perilaku bermasalahnya ini.
Selain menggunakan terapi, mengatasi gangguan fetish ternyata dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan.
Obat-obatan ini mungkin saja termasuk dalam obat-obatan hormonal atau obat yang ditujukan sebagai alat bantu memperbaiki keseimbangan bahan kimia di otak, sehingga dapat membantu mengurangi dorongan seksual. (*)
Baca Juga: Golden Shower Fetish Hubungan Intim yang Membahayakan Kesehatan
Source | : | Tufts Medical Center,LM Psikologi UGM,Jurnal Sexology Institute of Romania |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar