Jadi walau dirinya bisa selamat, saat itu dihadpkan dengan kondisi keracunan karbon dioksida serta menghadapi kehausan, kelaparan, dan hipotermia.
Untuk diketahui, jika seseorang terjebak diruang sempit, bukan kekurangan oksigen yang membuatnya mati. Tapi napas kita sendiri yang akan membunuh diri kita. Sebab kita akan keracunan karbon dioksida.
Nah, hal itulah yang dihadapi oleh Okene pada saat itu.
Karenanya dirinya terus mencari jalan keluar dari labirin bawah air, menyelam berharap menemukan pintu keluar dan kembali ke kantong udara menggunakan tali saat kehabisan napas.
Sayagnya usahanya selalu gagal hingga akhirnya dirinya pasrah dan hanya bisa berdoa. Berharap bantuan akan tiba meski itu mustahil baginya.
Baca Juga: Cara Simpel Jaga Kesehatan, Bisa Diterapkan untuk Karyawan Oleh Perusahaan
Akhirnya, setelah 60 jam berada di bawah permukaan laut sedalam 30 meter, dirinya ditemukan oleh tim penyelam penyelamat.
Saat ditemukan, Okene mengakut hanya bisa menangis. Tidak bisa berkata apa-apa.
Dia bahkan tidak percaya sebuah keajaiban datang kepadanya.
Karena terjebak di kedalaman air yang sangat lama, Okene berisiko terkena penyakit dekompresi terutama jika kembali ke permukaan terlalu cepat akibat peningkatan kadar nitrogen dalam darah.
Ini adalah kondisi yang sering dialami oleh para penyelam yang disebabkan oleh nitrogen yang larut dalam darah dan jaringan tubuh. Ini dapat menyebabkan nyeri otot dan persendian, pusing, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
Baca Juga: 9 Cara Cepat Menghilangkan Benjolan Ambeien yang Menyakitkan di Rumah
Oleh karena itu, ada penanganan khusus pada Okene saat itu supaya tidak terkena dekompresi.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar