GridHEALTH.id - Percaya tidak percaya tapi faktanya Okene yang tenggelam di bawah laut selama 60 jam bersama kapalnya tetap hidup dan selamat.
Padahal 60 jam itu bukan waktu yang sebentar bagi manusia, yang bernapas dengan paru-paru, untuk bisa survive di bawah laut tanpa alat bantu oksigen yang canggih dan mumpuni.
Jadi mungkin saja hanya Okene manusia yang bisa bertahan 60 jam di bawah laut tanpa bantuan teknologi yang bisa mensuplai kebutuhan oksigen untuk manusia bisa bernapas.
Kronologi Harrison Okene bisa survive 60 jam di bawah laut bermula pada 23 Mei 2013.
Okene adalah juru masak di kapal tunda Jascon-4 yang terbalik dan tenggelam karena dihantam ombak besar saat melakukan perjalanan menuju kapal tanker minyak terdekat, sekitar 30 km di lepas pantai barat Nigeria.
Baca Juga: Inilah Cara Penggunaan dan Kandungan Obat Jerawat Wajah Acnemed
Menurut cerita Okene kepada Nine News Australia, setelah berhasil pulih usai diselematkan tim penyelamat, sebelum kapalnya tenggelam, jadi saat masih teo,bang ambing di lautan, dirinya bergegas untuk keluar dari kapal, tapi banyak pintu terkunci.
Saat itu dirinya terjebak di dalam toilet kabin petugas samai air mengalir ke dalam kapal.
Untungnya Okene menemukan kantong udara yang terpasang utuh di toilet.
Meski kapal terus tenggelam, Okene masih bisa bernapas.
Jadi saat kapal karam di kedalaman 30 meter di bawah permukaan air., dirinya terjebak di sebuah ruangan sempit dalam keadaan gelap gulita dengan suhu sangat dingin. Saat itu dirinya hanya memakai celana pendek, ditambah udara semakin menipis dan tidak ada makanan atau air yang bisa diminum.
Baca Juga: 9 Manfaat Daun Seledri yang Baik Untuk Merawat Kesehatan Ginjal, Coba Sekarang!
Jadi walau dirinya bisa selamat, saat itu dihadpkan dengan kondisi keracunan karbon dioksida serta menghadapi kehausan, kelaparan, dan hipotermia.
Untuk diketahui, jika seseorang terjebak diruang sempit, bukan kekurangan oksigen yang membuatnya mati. Tapi napas kita sendiri yang akan membunuh diri kita. Sebab kita akan keracunan karbon dioksida.
Nah, hal itulah yang dihadapi oleh Okene pada saat itu.
Karenanya dirinya terus mencari jalan keluar dari labirin bawah air, menyelam berharap menemukan pintu keluar dan kembali ke kantong udara menggunakan tali saat kehabisan napas.
Sayagnya usahanya selalu gagal hingga akhirnya dirinya pasrah dan hanya bisa berdoa. Berharap bantuan akan tiba meski itu mustahil baginya.
Baca Juga: Cara Simpel Jaga Kesehatan, Bisa Diterapkan untuk Karyawan Oleh Perusahaan
Akhirnya, setelah 60 jam berada di bawah permukaan laut sedalam 30 meter, dirinya ditemukan oleh tim penyelam penyelamat.
Saat ditemukan, Okene mengakut hanya bisa menangis. Tidak bisa berkata apa-apa.
Dia bahkan tidak percaya sebuah keajaiban datang kepadanya.
Karena terjebak di kedalaman air yang sangat lama, Okene berisiko terkena penyakit dekompresi terutama jika kembali ke permukaan terlalu cepat akibat peningkatan kadar nitrogen dalam darah.
Ini adalah kondisi yang sering dialami oleh para penyelam yang disebabkan oleh nitrogen yang larut dalam darah dan jaringan tubuh. Ini dapat menyebabkan nyeri otot dan persendian, pusing, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
Baca Juga: 9 Cara Cepat Menghilangkan Benjolan Ambeien yang Menyakitkan di Rumah
Oleh karena itu, ada penanganan khusus pada Okene saat itu supaya tidak terkena dekompresi.
Jadi saat dibawa ke permukaan dia ditempatkan di ruangan khusus supaya tubuhnya kembali netral. Setelah berhasil pulih, Okene tidak trauma, dia bahkan telah menjadi seorang penyelam profesional.
Sementara itu menurut Eric Hexdall, seorang perawat dan direktur klinis kedokteran selam di Duke Center for Hyperbaric Medicine and Environmental Physiologu, pada saat ditemukan Okene ada dalam kondisi hidup dan mati. Beberapa jam saja telat, dia dipastikan meninggal dunia.
Kepada National Geographic, Hexdall mengatakan bahwa di ruangan sempit sekitar 13,5 meter kubik, dibutuhkan sekitar 56 jam agar racun karbon dioksida menyebar ke seluruh area.
Okene telah berada di sana selama 60 jam. Jika dia tinggal lebih lama atau sekitar 79 jam, Okene dipastikan bisa tak sadarkan diri akibat racun karbon dioksida.
“Berlawanan dengan kepercayaan banyak orang, ketika orang terjebak di ruang tertutup, bukan kehabisan oksigen yang akan membunuhmu, tetapi napas kamu sendiri yang akan menyebabkan penumpukan CO2,” ujar Alex Gibbs, teknisi pendukung yang bertugas di permukaan, dikutip dari Kumparan.com (17/01/2023).(*)
Baca Juga: Nyeri Sendi Terasa di Kaki, Tangan, dan Betis Pertanda Asam Urat?
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar