Maka dari itu di sinilah peran Maudy Ayunda yang akan mengedukasi masyarakat luas soal HPV melalui website #NgorolinHPV hingga di media sosialnya.
Sang aktris menceritakan lebih jauh soal latar belakangnya menerima jadi edukator untuk isu HPV ini, sebab ada pengalaman pribadi di baliknya.
Rupanya ia pun merasa saat itu informasi yang diketahui soal HPV kurang nyata sehingga ia pun tidak disegerakan vaksin pada usia muda.
"Vaksin, itu saya tidak disegerakan karena informasinya baru sampai sedikit mundur. Saya disitu ada (pemikiran), 'Andai saja saya tahu ini lebih awal'.
Mungkin aku bisa melakukannya lebih cepat. Dan saat aku diminta jadi edukator HPV ini aku juga sempat bertanya banyak ke teman-teman yang mengalami hal yang sama.
Jadi memang karena ada kurangnya kesadaran dan edukasi di sekitar masyarakat jadi vaksin HPV-nya itu tidak dilakukan secepat mungkin," ujar Maudy Ayunda selaku edukator #NgobrolinHPV dalam acara "Berani #NgobrolinHPV, Cegah Kanker Serviks Sejak Dini" bersama MSD Indonesia dan Kementerian Kesehatan di Hotel Fairmont, Selasa (31/2/23).
Maudy Ayunda pun meminta orangtua ataupun keluarga yang sudah dewasa lebih terbuka terhadap edukasi HPV.
Sebab hal itu bisa membantu mensukseskan program pemerintah untuk memberikan vaksin HPV pada anak di usia muda agar antibodi yang terbentuk untuk memerangi HPV lebih sempurna.
Sehingga tidak ada lagi pihak sekolah ataupun orangtua yang menolak program vaksin HPV gratis dari pemerintah ini.
Sebagai informasi, vaksin HPV sudah dinyatakan aman untuk digunakan oleh anak usia 9-13 tahun.
Dosis yang diberikan adalah dua kali suntik untuk anak 9-13 tahun dan 3 kali suntik untuk masyarakat di atas 13 tahun.(*)
Penulis | : | Rachel Anastasia |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar