GridHealth.id - Belum lama ini Maudy Ayunda 'digandeng' oleh MSD Indonesia untuk jadi edukator #NgobrolinHPV pada masyarakat.
Seperti diketahui, hingga saat ini informasi dan edukasi terhadap kanker serviks dan penyebabnya masih cukup 'tabu' untuk dibicarakan.
Padahal, data World Health Organization (WHO) menunjukkan, 99 persen pemicu kanker serviks adalah Human Papillomavirus (HPV).
Infeksi HPV sendiri biasanya menular dari hubungan intim dengan orang yang sudah terinfeksi dan skin to skin dengan orang yang sudah terinfeksi.
Sehingga tak heran, gerakan untuk mengenal lebih jauh vaksinasi HPV sedang dilakukan oleh beberapa institusi.
Baca Juga: Cegah Kanker Serviks, Vaksin HPV Bisa Diberikan Pada Anak Perempuan dan Laki-laki Sejak Kelas 5 SD
Sebab vaksin HPV merupakan cara utama untuk mencegah infeksi HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks.
Vaksin HPV sendiri akan dijadikan program pemerintah pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2023.
Diharapkan orangtua yang memiliki anak kelas 5-6 sekolah dasar (SD) cukup terbuka terhadap inisiatif pemerintah ini.
Sebab semakin muda anak diberikan vaksin HPV, maka antibodi yang terbentuk di dalam tubuh semakin kuat.
Vaksin HPV ini diberikan bukan hanya untuk anak perempuan saja, melainkan anak laki-laki juga, sebab keduanya memiliki risiko terpapar infeksi HPV.
Baca Juga: Gejala Kanker Serviks Ringan Hingga Berat, Batasan Vaksin HPV 26 Tahun
Maka dari itu di sinilah peran Maudy Ayunda yang akan mengedukasi masyarakat luas soal HPV melalui website #NgorolinHPV hingga di media sosialnya.
Sang aktris menceritakan lebih jauh soal latar belakangnya menerima jadi edukator untuk isu HPV ini, sebab ada pengalaman pribadi di baliknya.
Rupanya ia pun merasa saat itu informasi yang diketahui soal HPV kurang nyata sehingga ia pun tidak disegerakan vaksin pada usia muda.
"Vaksin, itu saya tidak disegerakan karena informasinya baru sampai sedikit mundur. Saya disitu ada (pemikiran), 'Andai saja saya tahu ini lebih awal'.
Mungkin aku bisa melakukannya lebih cepat. Dan saat aku diminta jadi edukator HPV ini aku juga sempat bertanya banyak ke teman-teman yang mengalami hal yang sama.
Jadi memang karena ada kurangnya kesadaran dan edukasi di sekitar masyarakat jadi vaksin HPV-nya itu tidak dilakukan secepat mungkin," ujar Maudy Ayunda selaku edukator #NgobrolinHPV dalam acara "Berani #NgobrolinHPV, Cegah Kanker Serviks Sejak Dini" bersama MSD Indonesia dan Kementerian Kesehatan di Hotel Fairmont, Selasa (31/2/23).
Maudy Ayunda pun meminta orangtua ataupun keluarga yang sudah dewasa lebih terbuka terhadap edukasi HPV.
Sebab hal itu bisa membantu mensukseskan program pemerintah untuk memberikan vaksin HPV pada anak di usia muda agar antibodi yang terbentuk untuk memerangi HPV lebih sempurna.
Sehingga tidak ada lagi pihak sekolah ataupun orangtua yang menolak program vaksin HPV gratis dari pemerintah ini.
Sebagai informasi, vaksin HPV sudah dinyatakan aman untuk digunakan oleh anak usia 9-13 tahun.
Dosis yang diberikan adalah dua kali suntik untuk anak 9-13 tahun dan 3 kali suntik untuk masyarakat di atas 13 tahun.(*)
Penulis | : | Rachel Anastasia |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar