GridHEALTH.id - Kanker serviks yang terdeteksi sejak dini akan memperbesar kesuksesan proses pemulihan.
Terbilang salah satu jenis kanker yang ganas, kanker leher rahim berdasarkan data GLOBOCAN 2020 menyebabkan 21 ribu kematian di Indonesia.
Itu tentunya bukan angka yang sedikit. Salah satu pemicu tingginya angka kematian adalah karena lambat terdeteksi.
Masih tingginya kasus kanker serviks di Indonesia, membuat pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya melakukan pencegahan.
Katimker Kanker Ditjen P2P Kemenkes dr. Sandra, MPH, mengatakan, upaya pencegahan dilakukan melalui pemberian vaksin HPV untuk murid sekolah dasar (SD/MI).
Baca Juga: Apakah Panu yang Sudah Parah Bisa Disembuhkan? Inilah Jawabannya
"Saat ini kita sudah melakukan imunisasi HPV bagi seluruh murid SD/MI kelas 5 (imunisasi dosis 1) dan 6 (dosis ke 2) secara nasional sejak tahun 2023 ini," ujarnya kepada GridHEALTH.id, Selasa (31/1/2023).
Tentu saja, selain melakukan usaha pencegahan, wanita khususnya yang sudah menikah atau aktif secara seksual didorong untuk rutin melakukan pemeriksaan sebagai bentuk kewaspadaan.
Saat ini, salah satu cara mendeteksi dini kanker leher rahim adalah melalui metode IVA atau Inspeksi Visual dengan Asam Asetat.
"Pemeriksaan IVA pada perempuan usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau seksual aktif," jelasnya.
Seperti kepanjangannya, pemeriksaan dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat dengan konsentrasi 3-5% ke leher rahim.
Hasilnya akan keluar dalam beberapa menit. Apabila ada bercak putih, maka berarti ada risiko infeksi human papillomavirus (HPV), virus penyebab kanker ini.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar