GridHEALTH.id - Penyakit gangguan saraf kini membayang-bayangi kelompok usia produktif.
Akan tetapi, karena penyakit ini identik dengan orang berusia lanjut atau lansia, maka gejalanya kerap terabaikan.
Apalagi, kesadaran terkait masalah kesehatan ini masih rendah. Sehingga saat merasakan gejalanya, enggan berkonsultasi dengan dokter dan memilih mengatasinya secara mandiri dengan minum obat atau dipijat.
Dokter Spesialis Saraf dr. Zicky Yombana, Sp.S, mengatakan, saraf berada di seluruh bagian tubuh, kecuali kuku dan rambut.
Menurutnya, apabila merasakan ketidaknyaman pada tubuh kecuali di rambut maupun kuku, kemungkinan besar berhubungan saraf.
Apa saja gejala gangguan saraf? Dokter Zicky menyebutkan, kondisi ini bisa ditandai dengan sakit kepala, kesemutan, nyeri tengkuk, kebas, hingga stroke.
Gejala-gejala tersebut tak jarang dihubungkan dengan penyakit dalam atau yang lainnya.
"Rasa sakit di tubuh, yang sering disalahkan angin, kolesterol, dan asam urat," kata dokter Zicky dalam pembukaan Neuro Care by Klinik Pintar, Rabu (8/2/2023).
Kesalahan ini menimbulkan bias, yang membuat seseorang tidak aware dengan risiko gangguan saraf dan memeriksakan dirinya.
Padahal jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini berisiko menjadi semakin parah.
"Padahal, gangguan saraf memiliki spektrum yang sangat luas mulai dari hal ringan seperti kesemutan, sakit kepala, hingga yang hal kronis seperti stroke," ujarnya.
Baca Juga: Diabetes Terasa Parah di Tangan dan Kaki, Jadi Tanda Kerusakan Saraf
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar