GridHEALTH.id - Penyakit kanker bukan hanya bisa menyerang orang dewasa, anak-anak juga memiliki risiko yang sama.
Mendengar anak tervonis kanker, tentu memberikan kesedihan tersendiri bagi para orangtua.
Bertepatan dengan Hari Kanker Anak Sedunia pada 15 Februari lalu, di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 11.000 kasus baru kanker anak.
Dokter Spesialis Anak dr. Ludi Dhyani Rahmartani, SpA(K), mengatakan, sebenarnya jika dibandingkan dengan kanker pada dewasa, jumlahnya memang terbilang sedikit hanya 4-5%.
Namun tetap, kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan, karena tak hanya berdampak pada kondisi anak tapi juga orangtuanya.
Kategori usia anak yakni 0-18 tahun. Dokter Ludi mengatakan, tak jarang menemukan kasus yang terjadi pada bayi.
"Kanker yang paling sering, secara data statistik itu leukemia atau kanker darah. Nggak cuma di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia," ujarnya dalam acara Penyerahan Donasi Supermarket Hero kepada Yayasan Pita Kuning, Jumat (17/2/2023).
Rata-rata, anak yang terindikasi mengidap kanker darah berasal dari kelompok usia dua hingga enam atau tujuh tahun.
"Nomor dua, kalau dari data Kemenkes (Kementerian Kesehatan) itu retnoblastoma atau kanker mata," jelasnya.
Kebanyakan terdeteksi pada kelompok anak-anak yang berusia 1-3, di bawah lima tahun atau balita.
Sedangkan pada anak yang usianya lebih besar atau remaja, jenis kanker yang umumnya terjadi adalah kanker tulang.
Baca Juga: Pentingnya Manfaat Edukasi dan Telemedicine Terbarukan Bagi Pasien Kanker untuk Kesembuhannya
"Sayangnya, sampai sekarang karena belum tahu penyebab pastinya apa, jadi nggak bisa lakukan pencegahan khusus," kata dokter Ludi.
Berbeda dengan kanker yang dialami oleh orang dewasa, misalnya kanker paru yang salah satu faktor risikonya adalah merokok, maka hal tersebut bisa dihindari.
"Di kanker anak ini, penyebab pastinya belum tahu. Ada beberapa yang bialng karena genetik, tapi genetik itu nggak sampai 5%. Gaya hidup, makanan, segala macam, nggak pasti menyebabkan kanker," ujarnya.
"Jadi, kalau dibilang multifactorial? Iya, multifactorial. Benar-benar belum ketahuan," sambungnya.
Orangtua diingatkan pentingnya melakukan deteksi dini. Karena, jika kondisinya diketahui sejak awal, maka peluang kesembuhannya sangat besar.
Pasalnya, di Indonesia kebanyakan kasus kanker yang terjadi pada anak-anak baru diketahui ketika sudah memasuki stadium 4.
"Padahal kan, mestinya kanker itu dalam hitungan hari atau minggu harus terdiagnosis dengan cepat dan ditangani. 90% bisa sembuh, kalau ditangani di stadium 1," tutrunya.
Untuk mendukung keberhasilan deteksi dini, orangtua diharapkan memerhatikan gejala kanker anak yang meliputi:
1. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan pangkal paha
2. Sesak napas
3. Tersumbatnya saluran pencernaan
Baca Juga: 7 Jenis Kanker Pada Anak yang Wajib Diketahui, Jangan Sampai Tak Terdeteksi
4. Demam
5. Keringat malam
6. Lemah dan lesu
7. Nafsu makan berkurang
8. Terjadi penurunan berat badan
Apabila anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, diharapkan bisa segera dibawa ke rumah sakit. (*)
Baca Juga: Peluang Kesembuhan Anak Penyintas Kanker, Pentingnya Deteksi Dini
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar