Penyebab tambahan bisa timbul oleh kontak dengan senyawa yang mudah menguap, seperti formaldehida dari karpet, tirai dan perangkat elektronik, atau bahan kimia pembersih.
Saat berada pada ruang ber-AC banyak dari kita mengalami kulit kering. Tidak perlu heran, Dr. B. Lakshmi Divya, konsultan dermatologis, mengungkapkan suhu dingin pada AC memang dapat mengganggu keseimbangan kelembaban kulit.
Benar AC dapat menyelamatkan kita dari cuaca panas atau siang hari yang sedang terik-teriknya. Akan tetapi perlu diketahui bahwa AC dapat menyebarkan kuman mikroorganisme pemicu masalah bagi pernapasan.
Baca Juga: 5 Cara Alami Atasi Ambeien Tanpa Perlu Langsung Minum Obat-obatan
Berdasarkan studi oleh peneliti Louisiana State Medical Center, Amerika Serika, mereka menemukan delapan jenis jamur yang dapat hidup di 22 dari 25 mobil yang diuji. Pemakaian AC juga terkait dengan pneumonitis, yaitu peradangan pada paru-paru oleh alergi terhadap debu atau partikel lain, seperti serbuk jamur.
Terakhir, saat kita banyak menghabiskan waktu pada ruangan ber-AC tubuh semakin tidak toleran terhadap cuaca panas. Kemungkinan dikarenakan tubuh kesulitan dan stress saat berada pada lingkungan yang sejuk ke suhu yang panas terik.
Menurut The Cut, peneliti menyebut fenomena ini sebagai model adaptif di mana suhu ideal tubuh bergantung pada suhu yang sering dialami. Jika kita terbiasa pada kehangatan atau panas kita mudah menyesuaikan dengan kehangatan, begitu juga sebaliknya.
Sebenarnya, di ruangan AC yang memiliki kecenderungan udara berputar di satu ruangan, berkontribusi akan penyebaran virus yang beragam.
Namun di masa pandemi ini, perlu diingat bahwa virus Covid-19 telah bermutasi dan dapat lebih cepat menular. Oleh karena itu, durasi, jarak dan ventilasi menjadi kunci untuk mencegah penyebaran virus untuk wilayah indoor.
Baca Juga: Konsumsi Minyak Bunga Matahari Efektif Turunkan Berat Badan, Benarkah? CEK FAKTNYA!
Dalam mengatasi dampak-dampak tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketikan meletakan pendingin udara.
* Pertama, udara yang berasal dari pendingin jangan diarahkan langsung ke kepala dan badan. Hal ini supaya meminimalkan terjadinya gangguan pernapasan.
* Kedua, letakkan pendingin minimal 15 centimeter dari plafon. Hal ini supaya udara dapat diambil secara maksimal oleh AC.
* Ketiga, letakkan pendingin udara dengan tempat yang mudah untuk mengakses pipa air dan kabel listrik.
* Keempat, selalu perhatikan ventilasi udara sebelum memasang AC pada suatu ruangan.
* Kelima, keluar ruang ber AC paling tidak 3 jam sekali, selama 10-30 menit.(*)
Baca Juga: Mencegah Asam Lambung Kambuh dengan Teknik Mengator Pola Makan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar