"Obesitas pada anak berpotensi memicu sindrom metabolik yang menyebabkan meningkatnya risiko penyakit tidak menular," kata dokter Marya.
Seseorang dikatakan berisiko mengalami sindrom metabolik apabila memiliki tiga atau lebih dari gejala berikut:
1. Lingkar perut, laki-laki lebih dari 90 sentimeter dan perempuan lebih dari 80 sentimeter
2. Hipertensi: Sistol lebih dari 130 mmHg, Diastol lebih dari 85 mmHg
3. Gula darah puasa meningkat lebih dari 100 mg/dL
4. Trigliserida lebih dari 150 mg/dL
5. HDL (kolesterol baik) kurang dari 40 mg/dL
"Kalau ada tiga saja dari kriteria ini, walaupun nggak ada lingkar perutnya naik, tapi ternyata ada hipertensi, trigliserida tinggi, HDL rendah, kita menyebutnya metabollic syndrome," ujarnya.
Sindrom ini pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Mengingat risikonya yang besar bagi kehidupan anak, diharapkan pemahaman orangtua bisa meningkat tentang hal ini, sehingga bisa mencegah obesitas sejak dini.
"Diawali dari keluarga yang mengingatkan dari kecil. Nggak dibiasakan makan banyak gula, lemak, dan garam. Dari kecil harus sudah dikasih tahu, dididik bagaimana memilih makanan yang sehat," tutur Susana, S.T.P., M.Sc, PD.Eng., Head of Strategic Marketing Nutrifood.
Cara yang bisa dilakukan seperti mengonsumsi makanan gizi seimbang, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Jangan hanya memikirkan anak kenyang, tanpa melihat kecukupan gizi yang diperoleh si kecil. (*)
Baca Juga: Efektivitas Pemberian Vitamin Gummy Pada Anak, Hati-hati Obesitas
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar