GridHEALTH.id – Semua makhluk hidup dapat melakukan aktivitas menguap ini, tidak terkecuali pada manusia.
Aktivitas yang seringkali tidak disadari, namun dilakukan dan dialami oleh semua orang ini kurang dipahami. Jadi, kenapa manusia menguap? Apa alasan dan penyebabnya?
Bahkan, benarkah menguap dapat menular? Simak penjelasannya berikut ini.
Ini merupakan tindakan yang berbentuk refleks dengan melibatkan penjiwaan yang dalam, membuka rahang lebar-lebar, dan menarik udara dari dalam dengan cepat. Umumnya ada perasaan rileks segera setelah seseorang menguap.
Menguap seringkali diasosiasikan dengan kantuk dan kebosanan, namun teori mengungkapkan bahwa menguap sebenarnya menjadi refleks yang diinduksi otak untuk membangunkan seseorang atau membuat lebih waspada.
Baca Juga: 3 Bahan Alami Berkhasiat Sebagai Salep Penghilang Bekas Luka
Hal ini dapat terjadi setelah beberapa hormon dilepaskan secara singkat meningkatkan detak jantung dan kewaspadaan. Sehingga seseorang tetap dapat terjaga meski hanya untuk waktu yang singkat.
Secara umum seseorang menguap saat bangun tidur dan ini menjadi bukti lebih lanjut bahwa menguap adalah refleks stimulasi dan gairah, bukan sebaliknya.
Tindakan ini sebenarnya normal dan umum terjadi, namun jika terjadi peningkatan menguap yang tidak bisa dijelaskan dengan kurang tidur atau beberapa penyebab lainnya, maka menguap bisa jadi gejala dari beberapa penyakit.
Beberapa masalah medis paling umum yang terkait dengan peningkatan menguap adalah kurang tidur, insomnia, sleep apnea, narkolepsi, dan beberapa obat penyebab kantuk.
Penyakit medis lain yang mungkin tidak disadari dan menyebabkan menguap adalah pendarahan di sekitar jantung, tumor otak, stroke, multiple sclerosis, hingga serangan jantung.
Baca Juga: Rahang Sakit Saat Menguap? 7 Pengobatan Rumahan Ini Bisa Meredakannya
Jika sudah mengalami menguap berlebihan tanpa alasan yang jelas maka sebaiknya kunjungi dokter dan pastikan hal yang tidak normal.
Meski para ilmuwan belum mencapai keputusan bulat mengenai kenapa manusia menguap, namun beberapa ilmuwan berpendapat bahwa menguap memiliki fungsi fisiologis dan psikososial.
Bicara mengenai penyebabnya, disebutkan begitu beragam penyebab yang membuat seseorang menguap, antara lain:
Saat seseorang mengalami perubahan ketinggian dengan cepat, seperti di pesawat terbang maka tidak disengaja dan secara sukarela akan menguap. Hal ini untuk mencoba menyamakan tekanan di dalam telinga.
Ada kalanya seseorang akan menguap karena mengikuti orang lain yang menguap. Kondisi ini secara psikologis dijelaskan sebagai bagian dari empati seseorang.
Bukan karena bosan, namun cara tubuh untuk membuat seseorang tetap terjaga dan waspada adalah dengan menguap.
Seseorang yang menguap setelah bangun tidur menjadi refleks stimulasi dan gairah seseorang.
Menguap disebutkan cara otak mempertahankan suhu intinya, terlebih saat menguap maka otot-otot wajah bergerak dan berkontraksi, sehingga meningkatkan aliran darah ke wajah di mana panas dapat hilang dengan lebih mudah.
Disadari atau tidak, saat seseorang menguap maka akan ada orang lainnya yang ikut menguap, atau bahkan saat seseorang membaca mengenai tulisan ini bisa jadi ikut terpancing untuk menguap. Mengapa demikian?
Baca Juga: Asam Lambung Naik ke Tenggorokan Bikin Tak Nyaman, Ini Cara Mengatasinya
Faktanya, melansir dari laman Medical University of South Carolina, Amerika Serikat disebutkan para psikolog membuktikan hal ini berkaitan dengan empati sosial.
Di mana semakin seseorang berempati, maka semakin besar kemungkinan seseorang ikut menguap ketika orang lain melakukannya.
Penelitian menarik lainnya terkait tingkatan ini, seseorang akan lebih mungkin ikut menguap jika dekat secara emosional dengan orang yang menguap. Biasanya tingkatannya dimulai dari keluarga, teman, hingga orang asing. (*)
Baca Juga: Bukan Cuma Mengantuk, 6 Gangguan Kesehatan Ini Bikin Sering Menguap
Source | : | sleep foundation,Muschealth.org |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar