GridHEALTH.id - Kini, memasuki 2023 COVID-19 sudah mulai bisa dikendalikan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Hal tersebut bisa dicapai karena kerjasama semua pihak dan sektor, khususnya masyarakat dan pemerintah juga nakes.
Pengendalian COVID-19 ini tidak lain hanya bisa dilakukan dengan memutus mata rantai penuluran.
Caranya, seperti yang sudah kita ketahui bersama, mulai dari jaga jarak, mencuci tangan, vaksinasi COVID-19, dan mawas diri.
Mawas diri di sini maksudnya adalah memerhatikan hygiene diri seperti mencuci tangan menggunakan air dan sabun lalu mengeringkannya, tidak menyentuh area wajah seperti hidung dan mulut dengan tangan kotor. Sebaliknya cucilah tangan dengan sabun sebelum menyentuh wajah.
Baca Juga: Wajib Dipantau, Ini 3 Efek Negatif Berat Badan Berlebihan Saat Hamil
Juga mawas diri, yaitu memerhatikan asupan makanan sehat dan olahraga, yang merupakan benteng utama dalam mencegah COVID-19.
Tak kalah pentingnya, adanya rasa tenggang rasa antar masyarakat. Saling menghargai dan mendukung satu sama lain menjadi kunci keberhasilan dalam membendung Corona Covid-19. Selain itu, masyarakat juga harus membantu mereka yang harus melakukan isolasi mandiri dan tidak mendiskriminasinya.
Nah, karena hal tersebut sudah disadari oleh semua lapisan masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, kasus COVID-19 dari waktu ke watu terus menurun.
Mak dari itu Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus berharap pandemi COVID-19 berakhir tahun ini, dilansir dari laman resmi WHO.
"Jumlah laporan kematian setiap pekan kini lebih kecil dibandingkan dengan ketika kami pertama kali menggunakan istilah 'pandemi' tiga tahun lalu. Kemajuannya besar sekali. Saya yakin cepat atau lambat tahun ini kami bisa katakan bahwa COVID-19 berakhir sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional dan sebagai pandemi," jelas Ghebreyesus.
Baca Juga: Alami Penumpukan Lendir di Paru, Nani Wijaya Meninggal Dunia di Usia 78 Tahun
Dirinya pun berharap kita semua tanpa kecuali harus mengambil hikmah dari pandemi COVID-19.
"Jika kita tidak (belajar dari pengalaman), kita akan mengulangi siklus panik dan keteledoran yang sudah menjadi ciri umum dari respons global terhadap epidemi dan pandemi selama puluhan tahun," ungkap Ghebreyesus mengingatkan.
Ghebreyesus pun menyampaikan, pada Desember 2019, pemerintah China memberitahu WHO tentang wabah penyakit pneumonia misterius di Kota Wuhan, China tengah.
Kemudian, katanya, menyebar sebagai epidemi global yang menelan lebih dari tujuh juta korban jiwa di seluruh dunia(*)
Baca Juga: Penyebab Sakit Perut Sebelah Kiri, Beginilah Cara Mengatasinya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar