GridHEALTH.id - Paru merupakan organ utama dari sistem pernapasan, yang membantu menyediakan pasokan oksigen untuk tubuh.
Mengingat perannya yang penting, akan timbul masalah besar apabila terjadi gangguan pada organ ini.
Salah satu gangguan kesehatan yang mungkin terjadi, yakni penumpukan lendir di paru, seperti yang sempat dialami oleh mendiang Nani Wijaya.
Menurut American Lung Association, lendir di paru dikenal sebagai dahak. Dalam jumlah yang normal, lendir ini berperan dalam merespons kekebalan paru.
Karena dapat menjebak iritan di saluran udara dan membantu tubuh untuk mengeluarkannya saat seseorang batuk.
Akan tetapi saat jumlahnya berlebih, lendir yang menumpuk di saluran udara dapat mempersulit pernapasan dan justru meningkatkan risiko infeksi.
Dilansir dari Medicine Net, gejala penumpukan lendir di paru yang kerap muncul di antaranya:
1. Mengi: Saat seseorang bernapas terdengar bunyi, akibat lendir yang menyumbat saluran udara.
2. Dada Sesak: Produksi lendir yang berlebih akan membuat paru terasa penuh, mengakibatkan dada sesak.
3. Batuk: Adanya lendir yang banyak di paru, mengakibatkan seseorang batuk dengan tujuan untuk menghilangkan kelebihan tersebut.
Dahak secara alami diproduksi oleh tubuh setiap harinya. Namun, jumlahnya yang berlebih dapat terjadi akibat kondisi medis tertentu.
Baca Juga: Alami Penumpukan Lendir di Paru, Nani Wijaya Meninggal Dunia di Usia 78 Tahun
Dilansir dari WebMD, bersama dengan gejala asma yang lain seperti sesak napas dan dada sesak, asam juga dapat menyebabkan batuk berdahak.
Ini bisa menjadi tanda bahwa saluran udara meradang. Apabila dahak berwarna putih atau bening dalam jumlah kecil, ini tidak cukup mengkhawatirkan.
Penyakit infkesi yang disebabkan oleh bakteri maupun virus seperti flu, bronkitis akut, dan radang paru dapat menyebabkan saluran udara menghasilkan lendir esktra.
Jika penyebab penumpukan lendir di paru adalah penyakit infeksi, maka dahak biasanya berwarna hijau atau kuning.
PPOK mencakup beberapa penyakit paru yang dapat mempersulit pernapasan, termasuk bronkitis kronis dan emfisema.
Bronkitis kronis menyebabkan peradangan pada saluran bronkial dan lebih banyak lendir, mengakibatkan organ tersebut lebih sulit bekerja.
Penyakit paru obstruktif kronik umumnya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap hal-hal yang mengiritasi paru, seperti asap rokok.
Ini adalah salah satu jenis penyakit paru yang menyebabkan seseorang mengalami batuk berdahak kuning atau hijau, hampir setiap hari.
Gejalanya butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk berkembang.
Dikutip dari laman Yankes.kemkes.go.id, kerusakan pada bronkus dapat dipicu oleh pneumonia atau paru basah, TBC, batuk rejan, dan cystic fibrosis.
Risiko juga meningkat apabila memiliki kekebalan tubuh yang lemah atau gangguan perkembangan paru yang sudah terjadi sejak dalam kandungan. (*)
Baca Juga: 7 Ciri Asam Lambung Naik Sampai ke Paru dan Cara Mengatasinya
Source | : | WebMD,American Lung Association,Medicine Net |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar