GridHEALTH.id - Salah satu masalah saat menjalankan ibadah puasa, apalagi di bulan Ramadan, harus melakukannya selama satu bulan penuh, adalah dehidrasi.
Ya, dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan cairan atau jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari cairan yang masuk.
Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya asupan cairan tubuh atau pengeluaran cairan secara berlebihan. Misal karena muntah atau diare.
Saat puasa dihidrasi terjadi umumnya karena asupan cairan tubuh yang kurang. Hal ini wajar karena saat puasa Ramadan, seseorang tidak minum dan makan sama sekali selama seharian alias kurang lebih 12 jam.
Berkurangnya cairan tubuh dalam jumlah banyak akibat dehidrasi dapat memengaruhi kadar mineral, garam, dan gula dalam darah.
Kondisi ini berpotensi mengganggu fungsi organ tubuh dan bisa menyebabkan komplikasi serius jika cara puasanya salah. Misal, tidak sahur, saat buka dan sahur tidak mengonsumsi cukup cairan, kurang makan buah, banyak minum kopi.
Seseorang yang menmgalami dehidrasi, sebelum parah biasanya akan diawali dengan dehidrasi kulit.
Dehidrasi kulit ini bisa menjadi gejala dehidrasi berat.
Dehidrasi kulit bisa dideteksi dengan kulit kering dan bibir pecah-pecah. Beberapa tanda kulit yang mengalami dehidrasi antara lain kulit wajah seperti tertarik, wajah yang kusam, mudah merasa gatal dan terdapat garis-garis halus.
Kondisi itu sejatinya bisa dihindari, dengan tetap menjalankan ibadah puasa semestinya.
Baca Juga: Benarkah Kayu Secang Efektif Menurunkan Kadar Asam Urat? Ini Cara Aman Mengonsumsinya!
Source | : | antara |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar