Autoimun pada anak selanjutnya adalah diabetes tipe 1, yang sering disebut juga sebagai juvenile diabetes dan kebanyakan ditemukan saat usia remaja.
Penyakit autoimun ini cenderung langka. Tapi, diabetes tipe 1 terjadi saat pankreas anak hanya menghasilkan sedikit atau tidak sama sekali insulin, yang berguna untuk mengubah gula darah menjadi energi.
Gejala yang sering terjadi yakni kelelahan ekstrim, sakit perut, mual, muntah, rasa haus ekstrem, dan berat badan turun.
Penyakit ini bertahan lama dan membuat anak memerlukan pengobatan seumur hidup. Kondisi ini menyebabkan nyeri sendi, pembengkakan, peradangan, dan kekakuan.
Gejalanya antra lain kelelahan, kemerahan atau hangat di sekitar sendi, peradangan mata, pembengkakan sendi, dan kekakuan.
Tanda-tanda tersebut bisa menjadi sangat parah ketika anak bangun tidur pagi hari atau setelah tidur siang.
Lupus anak paling sering terdeteksi saat mulai memasuki usia remaja, sekitar 12 tahun. Tapi ada juga yang terjadi pada anak yang lebih muda, berusia di bawah 5 tahun.
Ketika anak mengidap lupus, maka si kecil akan merasakan nyeri sendi yang parah, demam, ruam, dan kerusakan organ.
Anak yang mengidap lupus mungkin akan merasakan gejala seperti kemerahan pada pipi atau hidung, ruam berbentuk cakram di area yang tampak terangkat, ruam kulit setelah terpapar matahari, rambut rontok, luka mulut, dan nyeri sendi.
Ini merupakan penyakit langka di mana kelenjar adrenal tidak berfungsi dengan baik, menyebabkan gangguan hormonal. Ini akan memengaruhi kemampuan tubuh merespons stres fisik.
Penyakit ini terjadi saat tubuh memproduksi hormon kortisol yang sedikit, sedangkan produksi aldosteron terlalu banyak.
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Penyakit Autoimun pada Wanita dan Cara Mencegahnya
Source | : | Boston Children's Hospital,New Bridge Wellness |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar