GridHEALTH.id - Mata minus atau miopia dapat terjadi pada siapapun, termasuk anak-anak.
Akibat dari kondisi ini, seorang anak akan mengalami kesulitan untuk melihat objek yang jaraknya jauh dan lebih jelas bila jaraknya dekat.
Lantaran tidak bisa melihat objek yang jaraknya jauh, anak jadi lebih sering menyipitkan matanya agar objeknya bisa terlihat jelas.
Menurut American Academy of Pediatrics, miopia terjadi saat bola mata anak terlalu panjang dari depan ke belakang.
Kondisi ini juga bisa berkembang saat kornea, jendela bening di bagian depan mata, melengkung terlalu tajam.
Sehingga ketika cahaya masuk ke mata, sinar jatuh tepat di bawah retina atau jaringan peka cahaya yang ada di bagian belakang mata.
Hal inilah yang membuat objek yang posisinya jauh terlihat buram dan yang dekat menjadi jelas.
Di masyarakat, beredar mitos kesehatan yang mengatakan bahwa minus mata yang dialami saat usia anak-anak, kondisinya perlahan membaik sebelum berusia 18 tahun.
Akan tetapi, anggapan tersebut masih belum jelas dan justru menimbulkan pertanyaan di masyarakat.
Perlu diketahui, secara umum kondisi mata minus justru akan memburuk ketika memasuki usia remaja.
Keadaannya baru akan stabil ketika sudah memasuki awal usia dua puluhan. Sehingga bisa disimpulkan, bahwa minum mata berkurang sebelum usia 18 tahun hanyalah mitos.
Baca Juga: Di Usia 3 Tahun Perhatikan Mata Anak, Apakah Juling? Ini Cirinya
Source | : | American Academy of Pediatrics |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar