GridHEALTH.id - Kasus rabies selama ini dihubungkan dengan gigitan anjing, tapi kucing pun juga dapat menularkannya.
Baru-baru ini, seorang balita berusia 2 tahun 8 bulan asal Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Balita berinisial M tersebut diketahui terkena gigitan kucing yang diduga terpapar rabies pada Rabu (14/6/2023).
Kepala Bidang Penyehatan dan Pengendalian Penyakit Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Dompu Maria Ulfa mengatakan, kucing tersebut menggigit kaki korban.
Tidak diketahui dengan jelas kronologi dari kejadian ini dan Dinkes hanya menerima laporan yang dibuat oleh pihak Puskemas.
Lebih lanjut Maria Ulfa menjelaskan, dengan adanya kasus terbaru ini, maka korban serangan Hewan Pembawa Rabies (HPR) telah bertambah menjadi 157 selama Januari-Juni 2023.
"Hampir di semua kecamatan ada kasus gigitan HPR. Kucing ini juga termasuk pembawa rabies," jelasnya dikutip Kompas (15/6/2023).
Sementara itu, luka korban telah dicuci dan diberikan vaksin anti-rabies (VAR). Sesuai dengan prosedur penanganan kasus gigitan HPR.
"Pemberian VAR ini untuk mengantisipasi agar anak ini tidak sampai terpapar rabies. Karena selain dari gigitan anjing, hewan seperti kucing, monyet, dan kuda juga berisiko menyebabkan virus rabies," terang Syarif Efendi Kepala Puskemas Dompu.
Balita tersebut saat ini sudah diperbolehkan pulang dan tujuh hari kemudian akan dilakukan pemeriksaan serta penyuntikan VAR lanjutan.
Rabies adalah virus yang memengaruhi sistem saraf pusat mamalia, termasuk kucing.
Baca Juga: Perlu Waspada, Kenali Gejala dan Penyembuhan pada Virus Rabies
Dilansir dari WebMD, seekor kucing yang terinfeksi rabies biasanya tertular dari gigitan hewan liar lain yang membawa virus tersebut.
Kucing yang rabies biasanya akan menunjukkan gejala-gejala seperti berikut:
1. Perubahan perilaku: Kucing yang biasanya tenang menjadi lebih agresif. Sedangkan yang aktif, justru akan lebih sering mengisolasi diri.
2. Agresi: Kucing menjadi lebih bersemangat, agresif, dan menyerang manusia ataupun hewan lain.
3. Mengiler: Rabies memengaruhi otot di mulut, sehingga kucing tidak bisa menelan. Ini akhirnya menyebabkan air liur kucing terus keluar.
4. Kehilangan kontrol otot: Ini merupakan tahap akhir rabies, membuat kucing lumpuh dan koma.
Kucing rabies dapat menularkan penyakit ini pada manusia melalui gigitan. Karena saat itu terjadi, air liurnya akan bersentuhan langsung dengan selaput lendir atau kulit yang rusak.
Ketika tubuh manusia terpapar, virus akan menyerang otak sebelum muncul gejala setelah masa inkubasi yang berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Saat akhirnya gejala muncul, seseorang yang terinfeksi akan merasakan keluhan mirip flu yakni tidak enak badan, demam, atau pusing.
Sensasi gatal mungkin juga akan terasa di tempat gigitan. Gejala rabies ini akan berlangsung selama beberapa hari.
Penanganan medis perlu dilakukan segera, karena kasus rabies dapat berakibat fatal. (*)
Baca Juga: Ditetapkan Sebagai KLB, Ketahui Bahaya Rabies Bila Menginfeksi Manusia
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar