Melansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, tanpa diagnosis dini dan perawatan yang tepat, kondisi ini akan berdampak pada kehidupan anak.
Termasuk dalam kecerdasan dan kemampuannya untuk mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah.
Diketahui, gangguan kesehatan mental menyebabkan si kecil mudah lelah dan pada akhirnya memengaruhi daya ingat, membuatnya mudah lupa.
Tak hanya itu, anak pun juga akan sulit untuk berkonsentrasi atau sering gagal fokus.
Pasalnya, kondisi mental yang sedang tidak siap misalnya sedang stres atau untuk suntuk, menerima kondisi indera lainnya.
Mengutip Brain Therapy TMS, pengaruh kesehatan mental yang buruk terhadap kecerdasan anak juga dihubungkan dengan ukuran otak.
Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa beberapa bagian otak menyusut pada orang-orang yang mengalami depresi. Khsuunya area volume materi abu-abu (GMV), jaringan dengan banyak sel otak.
Penyusutan di area tersebut tampak lebih tinggi pada depresi reguler atau berkelanjutan dengan gejala serius.
Studi menunjukkan bagaimana depresi dapat menurunkan GMV di hipokampus dan area korteks prefontal. Korteks prefontal merupakan area otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan pemikiran dan perencanaan tingkat tinggi.
Akibatnya, anak yang depresi akan sulit mengingat, sulit berpikir jernih, kehilangan motivasi, dan cemas yang berlebih.
Oleh karena itu, apabila anak mulai mengalami gejala seperti tidak menikmati hal-hal yang tadinya disukai, sering ketakutan, berat badan menurun, hingga menarik diri dari pertemanan, segera lakukan konsultasi dengan profesional untuk mengetahui kondisinya. (*)
Baca Juga: Berikan Kalimat Afirmasi Positif pada Anak, Menjaga Kesehatan Mental
Source | : | CDC,Mental Health Foundation,Brain Therapy TMS |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar