GridHEALTH.id - Stunting adalah masalah kesehatan yang menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan anak terganggu.
Menurut WHO, penyebab paling utama dari kondisi ini adalah nutrisi yang tidak memadai, artinya anak tidak cukup makan atau nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mendukung pertumbuhannya.
Selain itu, penyakit infeksi yang terjadi secara berulang pada seorang anak, juga meningkatkan risiko terkena stunting.
Masalah kesehatan ini tidak hanya menjadi perhatian orangtua saja, tapi juga pemerintah.
Pasalnya, kondisi ini menyebabkan kerusakan fisik dan mental serta tidak dapat diperbaiki pada anak-anak.
Mengutip laman UNICEF, stunting pada anak mengakibatkan tubuhnya terlalu pendek untuk usianya dan tidak mengalami perkembangan yang optimal.
Anak-anak berusia 0 hingga 59 bulan, yang tinggi badannya minus dua standar deviasi dari usianya termasuk dalam kategori stunting sedang dan berat.
Sedangkan jika saat diukur tinggi badannya minus tiga standar deviasi dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO, maka sudah masuk dalam stunting berat.
Selain memengaruhi tinggi badan, stunting pada anak juga menyebabkan otak kurang berkembang.
Ini menimbulkan konsekuensi jangka panjang, seperti kurangnya kemampuan mental dan kapasitas belajar, prestasi yang buruk di sekolah, hingga meningkatnya risiko penyakit kronis terkait gizi di masa depan.
Lantaran dampak stunting terhadap itulah, pemerintah berupaya untuk menekan angka kejadian dari kondisi ini.
Baca Juga: Waspada! Kekurangan Asupan Ini Bisa Jadi Pemicu Utama Stunting
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan ditugaskan untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada 2024 mendatang.
Guna mencegah terjadinya stunting pada anak dan mencapai target yang ditentukan, pemerintah melakukan sejumlah program.
Dilansir dari lama Promkes Kemkes, berikut ini pelayanan stunting dari pemerintah yang dapat diakses oleh masyarakat.
1. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri sejak mulai menstruasi
2. Melakukan pemeriksaan dan konsultasi kehamilan, dari empat kali menjadi enam kali
3. Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan zat besi
4. Pemberian makanan tambahan untuk anak usia 6-24 bulan terutama protein hewani, seperti telur, ikan, ayam, daging, dan susu
Meskipun berhubungan dengan anak, tapi perlu diketahui kalau kondisi ini dimulai sejak masa pra-konsepsi remaja putri yang kemudian menjadi ibu.
Sehingga, untuk pencegahannya juga harus menyasar remaja putri. Karena jika saat remaja anemia atau kekurangan gizi, saat dewasa dan hamil kondisinya akan memengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan.
Selain mengandalkan program yang dijalani pemerintah, orangtua juga dapat melakukan pencegahan stunting di rumah misalnya dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan melengkapi imunisasi sesuai dengan jadwalnya.
Menjaga kebersihan sanitasi dan lingkungan di sekitar rumah juga penting, untuk melindungi anak dari penyakit infeksi. (*)
Baca Juga: Sering Dinilai Jadul, Ternyata Begini Manfaat Posyandu untuk Menurunkan Angka Stunting
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar