GridHEALTH.id - Rabies, yang juga dikenal sebagai penyakit anjing gila, adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh virus rabies.
Meskipun kasus rabies pada manusia relatif jarang terjadi, data menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini daripada orang dewasa.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rabies sering terjadi pada anak-anak. Mari kita jelajahi lebih dalam mengapa hal ini terjadi.
Salah satu faktor utama adalah paparan terhadap hewan yang terinfeksi rabies. Anak-anak cenderung memiliki kontak yang lebih dekat dengan hewan peliharaan atau hewan liar.
Mereka mungkin bermain dengan anjing atau kucing yang tidak divaksinasi atau berinteraksi dengan hewan liar yang dapat membawa virus rabies. Anak-anak mungkin kurang berpengalaman dalam mengenali tanda-tanda hewan yang berpotensi terinfeksi, dan ini meningkatkan risiko paparan terhadap virus rabies.
Anak-anak biasanya memiliki pengetahuan dan kesadaran yang lebih rendah tentang penyakit-penyakit menular, termasuk rabies.
Mereka mungkin tidak mengenali tanda-tanda awal rabies pada hewan atau tidak mengetahui pentingnya menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi.
Kurangnya edukasi yang tepat tentang bahaya rabies dan tindakan pencegahan yang diperlukan dapat meningkatkan risiko infeksi pada anak-anak.
Anak-anak cenderung lebih penasaran dan berani dalam berinteraksi dengan hewan. Mereka mungkin cenderung mendekati hewan yang tidak dikenal atau bermain dengan hewan liar tanpa memperhatikan potensi bahaya.
Perilaku ini meningkatkan risiko gigitan atau cedera yang dapat memfasilitasi penularan virus rabies jika hewan tersebut terinfeksi.
Selain itu, anak-anak mungkin tidak melaporkan gigitan atau cedera yang mereka terima kepada orang dewasa, yang dapat mempersulit diagnosis dan pengobatan dini.
Baca Juga: Perlu Pengawasan! Inilah Risiko Penularan Virus Rabies pada Manusia
Sistem kekebalan anak-anak masih dalam tahap perkembangan, yang berarti mereka mungkin memiliki respons imun yang kurang efektif terhadap infeksi rabies.
Ini membuat mereka lebih rentan terhadap penyebaran virus dan kemungkinan mengalami gejala yang lebih parah.
Anak-anak yang terinfeksi rabies juga cenderung mengalami progresi penyakit yang lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa.
Ketika gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies terjadi, langkah-langkah pengobatan yang tepat harus segera diambil untuk mencegah penyebaran virus.
Namun, pada anak-anak, terkadang terdapat keterlambatan dalam mengenali gigitan yang berisiko atau mencari perawatan medis yang diperlukan.
Keterlambatan ini dapat menyebabkan penundaan dalam pemberian vaksin rabies dan imunoglobulin rabies, yang dapat mengurangi efektivitas perlindungan dan meningkatkan risiko rabies berkembang menjadi penyakit yang tidak dapat diobati.
Penting untuk mencatat bahwa meskipun rabies sering terjadi pada anak-anak, hal ini tidak berarti orang dewasa tidak rentan terhadap penyakit ini.
Tetap penting bagi semua individu untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, termasuk vaksinasi hewan peliharaan, menghindari kontak dengan hewan liar yang berpotensi terinfeksi, dan melaporkan gigitan atau cedera yang terjadi kepada otoritas kesehatan setempat.
Kesadaran, pendidikan, dan tindakan pencegahan yang tepat adalah kunci untuk mengurangi insiden rabies pada anak-anak.
Orangtua, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan perlu bekerja sama untuk meningkatkan pemahaman tentang rabies, mengedukasi anak-anak tentang bahaya yang terkait, dan mempromosikan kebiasaan yang aman dalam berinteraksi dengan hewan.
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi risiko rabies dan melindungi generasi masa depan dari penyakit yang mengancam nyawa ini.
Baca Juga: Mengungkap Fakta Mengerikan Penyebab Rabies yang Mematikan dan Upaya Pencegahannya
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar