"Semenjak dipindahkan ke RSCM kondisinya enggak membaik, jadi alatnya banyak, jadi ketahuan semua penyakitnya, ada (penyakit) jantung, paru-paru, ginjal," kata Ristanto dikutip dari KompasTV (19/7/2023).
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Cipto sempat mengeluhkan sesak napas dan menghubungi Ristanto untuk datang ke rumah sakit.
"Yang parah itu semalam paru-paru, napas itu sesak. Sebelum magrib (Cipto) sadar sempat nelepon saya suruh ke sana (rumah sakit)," ujarnya.
Namun karena kondisinya yang darurat, Ristanto tidak bisa menemu adiknya secara langsung.
Sekitar pukul 24.00 WIB, ia baru dipanggil oleh dokter untuk dimintai persetujuan tindakan medis, karena Cipto mengeluarkan dahak disertai dahak.
"Minta persetujuan karena itu dahaknya keluar darah akhirnya dokter ambil tindakan bahwa mau dimasukkin selang yang ada kameranya, jadi mau mengetahui bahwa penyakitnya apa, karena airnya banyak banget di dalam paru-paru ini," ceritanya.
Akan tetapi, setelah dilakukan tindakan, kondisi Cipto malah semakin menurun.
Ristanto menjelaskan, tekanan darah adiknya yang tadinya berada di angka 100, anjlok ke 50.
Ristanto juga diperbolehkan untuk memasuki ruang rawat inap, tapi Cipto sudah dalam kondisi koma.
Pada pukul 03.00 WIB, Cipto mengembuskan napas terakhir dan dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah Cipto dibawa keluarga ke kampung halaman di Tegal, Jawa Tengah, dan akan dimakamkan di sana. (*)
Source | : | Kompas.com,KompasTV |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar