Terkait hal tersebut, jawabannya bisa berbeda-beda tergantung kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Melansir laman Heart Foundation, hasil temuan studi 'Eggs and the heart' yang dilakukan oleh Heart Foundation, orang Selandia Baru yang beriisko tinggi terkena penyakit jantung dapat makan hingga 6 butir per minggu.
Jumlah tersebut dianggap aman dan tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko penyakit jantung.
Sementara bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan yang baik, telur dapat dimasukkan sebagai bagian dari pola makan yang menyehatkan jantung.
Pada orang-orang dengan riwayat kolesterol tinggi, meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ada kaitannya kebiasaan ini dengan peningkatan kadar koelsterol.
Sebaiknya, konsumsi telur tetap dilakukan sesuai rekomendasi yang sudah ada sejak lama, yakni tiga butir per minggu.
Daripada membatasi asupan telur, ada baiknya saat mengonsumsi protein hewani ini juga dibarengi pola makan sehat.
Misalnya perbanyak asupan sayuran yang memang dikenal baik untuk kolesterol, contohnya bayam, sawi, timun, dan okra.
Selain itu, kurangi menyantap makanan produk olahan dan mengandung lemak jenuh.
Mitos telur penyebab kolesterol tidak benar dan makanan sehat ini masih aman dikonsumsi selama sesuai batas wajar.
Biasakan untuk menerapkan gaya hidup dan pola makan yang sehat, agar kondisi kesehatan tetap stabil. (*)
Baca Juga: Khasiat Jus Wortel Sebagai Obat Penurun Kolesterol Tinggi, Seberapa Efektif?
Source | : | Australian Egg |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar