GridHEALTH.id - Inilah jarak melahirkan optimal yang dapat membantu anak terhindar dari stunting.
Stunting seperti yang sudah diketahui adalah sebuah gangguan pada tumbuh kembang seorang anak.
Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah jarak kehamilan atau selisih umur antar satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya.
Apabila jarak kehamilan terlalu dekat, maka ibu maupun bayinya berisiko mengalami kekurangan gizi dan pada akhirnya memicu stunting.
Kehamilan dan menyusui yang terjadi bersamaan, dapat menghabiskan simpanan nutrisi, terutama folat. Hal ini bila dibiarkan akan memengaruhi kesehatan diri sendiri dan bayi.
"Kalau ibu-ibu itu terlalu sering hamil, tidak pakai kontrasepsi maka stuntingnya tinggi," kata Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), dikutip dari laman BKKBN.
"Ibu dan bayi akan mengalami undernutrition, sehingga bayi dalam kandungan bisa stunting," sambungnya.
Selain stunting, sejumlah riset menemukan melahirkan dalam waktu yang berdekatan juga berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Misalnya kelahiran bayi prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), kelainan bawaan, hingga anemia pada ibu.
Lantaran hal itulah, mengatur jarak melahirkan sangat dianjurkan untuk menciptakan keluarga yang sehat.
Lantas, berapa jarak melahirkan yang terbilang optimal?
Baca Juga: Begini Pola Asuh yang Dapat Menyebabkan Stunting, Ternyata Bisa Jadi Pemicu Utama
Untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan masalah kesehatan lainnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk menunggu 18-24 bulan.
Sedangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merekomendasikan kehamilan berikutnya mempunyai jarak 3 tahun dari persalinan sebelumnya.
Perlu diingat, rekomendasi tersebut tidak berlaku bagi pasangan yang pernah mengalami keguguran.
Apabila kondisi tubuh sehat dan merasa siap, maka tidak perlu menunggu untuk hamil setelah keguguran.
Melansir Mayo Clinic, meskipun waktu melahirkan berdekatan kurang baik untuk kesehatan, tapi hindari juga melahirkan dengan jarak yang terlalu jauh.
Sejumlah riset menunjukkan, kalau jarak yang terlalu jauh antara setiap kehamilan juga tidak baik bagi ibu dan anak.
Salah satunya efeknya, yakni meningkatnya risiko preeklamsia pada orang-orang yang tidak mempunyai riwayat tersebut sebelumnya.
Alasan mengapa jarak kehamilan yang terlalu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan masih belum jelas.
Akan tetapi, kemungkinan besar ini berkaitan dengan meningkatnya kapasitas rahim untuk mendorong pertumbuhan dan dukungan janin.
Namun, seiring berjalannya waktu perubahan fisiologis yang bermanfaat tersebut akan hilang.
Jarak melahirkan optimal sekitar 2-3 tahun setelah kelahiran sebelumnya, sebaiknya tidak terlalu berdekatan maupun jauh, karena berpengaruh terhadap kondisi kesehatan secara menyeluruh. (*)
Baca Juga: Bukan Hanya Gizi Buruk, Ini Penyebab Utama Stunting yang Jarang Diketahui
Source | : | Mayo Clinic,BKKBN |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar