GridHEALTH.id - Angka stunting di Indonesia saat ini masih termasuk dalam kategori yang tinggi.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting sekitar 21,6 persen. Ini artinya turun 2,8 persen dari 24,4 persen pada 2021 lalu.
Meskipun telah mengalami penurunan, tapi jumlahnya masih belum sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Secara global pun, kasus stunting di Tanah Air menduduki peringkat ke-5 dan ke-2 di wilayah Asia Tenggara, menurut data Riskesdas 2018.
Ditargetkan pada 2024 mendatang, prevalensinya bisa mengalami penurunan menjadi 14 persen.
Namun untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan pengelolaan yang tepat dan disesuaikan dengan penyebabnya.
Aank yang mengalami stunting, tumbuh kembanganya mengalami gangguan dan ini berdampak pada kesehatannya.
Dampak kesehatan yang terjadi yakni tinggi badan yang lebih pendek, serta terhambatnya perkembangan kognitif dan motorik.
Saat sudah dewasa, anak juga rentan mengalami gangguan metabolik seperti diabetes, obesitas, dan lainnya.
Penyebab utama dari kondisi ini adalah kurang gizi yang berlangsung sejak anak masih berada dalam kandungan.
Tapi selain itu, menurut Kementerian Kesehatan, ada beberapa faktor lain yang juga jadi penyebab stunting di Indonesia.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tablet Tambah Darah, Upaya Membantu Cegah Stunting
Source | : | Kementerian Kesehatan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar