GridHEALTH.id - Rabies adalah salah satu penyakit yang mudah menular dan bisa mematikan.
Sering disebut juga penyakit anjing gila, rabies disebabkan oleh virus yang dapat menginfeksi sistem saraf pusat atau otak.
Tidak hanya terjadi pada hewan, manusia pun juga berisiko tertular penyakit ini apabila terkena gigitan hewan yang terinfeksi.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hewan yang rentan terinfeksi rabies adalah anjing, kucing, dan kera.
Di Indonesia, hewan yang paling sering menularkan rabies 98% merupakan anjing, serta sisanya kucing dan kera dengan persentase 2%.
Bertepatan dengan Hari Rabies Sedunia yang diperingati setiap 28 September, penting untuk mengatahui cara mencegah penyakit ini, mengingat dampaknya yang besar.
Salah satu cara mencegah rabies pada hewan baru lahir yang umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksin.
Vaksin rabies dosis pertama dapat diberikan ketika hewan peliharaan menginjak usia 3 bulan.
Selanjutnya, dosis vaksin kedua diberikan satu tahun setelah vaksinasi pertama dilakukan.
Tak berhenti sampai di situ saja, anjing atau kucing juga perlu divaksinasi setiap satu atau tiga tahun sekali, tergantung efektivitas dari vaksin yang diberikan.
Perlu diingat, sama seperti vaksin pada manusia, seiring waktu keefektifan vaksin rabies mengalami penurunan.
Baca Juga: Mengapa Anak-Anak Rentan terhadap Wabah Rabies? Ternyata Ini Alasannya
Sehingga, diperlukan dosis penguat atau booster agar hewan peliharaan tetap terlindungi.
Selain dengan memberikan vaksin rabies, adakah cara perlindungan lain yang bisa dilakukan.
Jawabannya tentu saja ada. Cara mencegah rabies pada hewan baru lahir yang lainnya adalah dengan tidak membiarkannya berkeliaran.
Seperti yang diketahui, saat baru lahir hewan peliharaan baik anjing atau kucing, membutuhkan udara bebas.
Sehingga terkadang, pemiliknya akan membiarkan hewan peliharaan untuk berlarian di lingkungan sekitar rumah.
Meskipun hal tersebut baik, karena biasanya untuk membuat hewan peliharaan tetap aktif, tapi sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering atau berhati-hati.
Pasalnya, saat berada di luar rumah sendirian, kemungkinan mereka bertemu dengan hewan liar sangat besar.
Jika hewan liar yang bertemu dan mengajak berinteraksi tersebut ternyata rabies, maka kucing atau anjing yang dipelihara berisiko tertular.
Kemudian ketika kembali ke rumah, hewan peliharaan justru membawa virus tanpa diketahui.
Itulah beberapa cara mencegah rabies pada hewan baru lahir yang bisa dilakukan.
Jika hewan peliharaan menunjukkan tanda-tanda terinfeksi seperti sering gelisah, ketakutan, agresif daripada biasanya, atau mengeluarkan air liur berlebih segera hubungi dokter untuk diperiksa lebih lanjut. (*)
Baca Juga: Waspada KLB Rabies, Ini Lokasi Zona Merah Penyakit Anjing Gila
Source | : | Kementerian Kesehatan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar