Melansir Mayo Clinic, penyebab utama dari kondisi ini adalah ketidaksengajaan menelan atau menghirup telur cacing kremi.
Bentuknya yang sangat kecil, membuat telurnya bisa tidak disadari mencemari makanan, minuman, atau masuk ke sela-sela kuku jari.
Saat tertelan, telurnya akan pecah di saluran cerna dan berkembang menjadi cacing dewasa hanya dalam beberapa menit.
Perlu diketahui, telur cacing kremi bisa bertahan di permukaan sekitar dua hingga tiga minggu.
Karena risiko infeksi yang tidak mudah terdeteksi, pencegahan perlu dilakukan, di antaranya:
• Cacing kremi paling senang menetaskan telurnya pada malam hari, sehingga saat bangun tidur disarankan untuk membersihkan area bokong.
• Ganti pakaian dalam setiap hari untuk menghilangkan telur cacing kremi.
• Cucilah pakaian, selimut, hingga handuk menghunakan air panas karena ini akan membunuh telurnya.
• Hindari menggaruk area bokong. Selalu gunting kuku anak sehingga tidak ada cukup ruang untuk telur.
Pastikan juga anak tidak mengigit-gigit kukunya. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terinfeksi.
• Cuci tangan hingga bersih setelah menggunakan toilet, mengganti diaper anak, atau sebelum makan. (*)
Baca Juga: Sederet Mitos dan Fakta Chia Seeds, Ketahui Sebelum Mengonsumsinya
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar