Sementara pada anak-anak yang mengonsumsi air isi ulang dan tidak diketahui sumbernya, di saluran cernanya lebih banyak ditemukan bakteri jahat.
"Kesehatan saluran cerna ini ke depannya akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, karena pusat dari imunitas atau pertahanan tubuh yang terbesar justru ada di usus," ujarnya.
"Jadi kalau usunya enggak sehat, secara keseluruhan kita tidak akan sehat," tambahnya.
Guru Besar Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana mengatakan, kualitas air yang dikonsumsi dipengaruhi dari mana air tersebut berasal.
"Air yang diambil dari tanah dangkal besar peluangnya untuk tercemar aktivitas manusia. Sementara air dari akuifer dalam sifatnya murni dan memiliki kandungan mineral alami sehingga aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi," jelasnya.
Sumber air menjadi semakin penting karena air yang berasal dari sumber-sumber yang kurang baik memerlukan pemrosesan yang lebih kompleks.
"Kita menghimbau pemenuhan hidrasi harus memerhatikan sumber air minum, yang berkualitas karena akan mampu menjaga kesehatan. keputusan kecil dalam sumber air minum akan memengaruhi kesehatan keluarga, termasuk anak-anak," kata dokter Diana.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa air minum yang sehat biasanya memiliki ciri-ciri tersendiri, di antaranya:
1. Tidak berbau.
2. Tidak memiliki rasa.
3. Tidak berwarna.
4. Bebas patogen dan bahan berbahaya. (*)
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar