"Ada yang bilang, penyakit itu keturunan, padahal yang diturunkan itu bukan penyakitnya, tapi lifestyle-nya (gaya hidup)," ujarnya.
Misalnya saja orangtua terbiasa makan dalam porsi besar dan tidak memerhatikan asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Anggota keluarga lain, seperti anak, yang melihat kebiasaan tersebut akan menerapkan kebiasaan serupa.
"Padahal makan banyak itu tidak disarankan. Yang penting amkan cukup dan apa yang kita makan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh kita," katanya.
Dokter yang juga seorang influencer ini menambahkan, "Tubuh kita itu 70-80 persen air dan 16 persen itu protein. Jadi sebenarnya yang kita butuhkan itu protein."
Akan tetapi, kebanyakan masyarakat Indonesia lebih mengutamakan makan nasi yang merupakan sumber karbohidrat.
Dibandingkan dengan sumber protein seperti daging, telur, tahu, ataupun tempe.
"Karbohidrat itu hanya bisa menjadi energi di dalam tubuh, sumber utama yang kita butuhkan itu protein. Di mana itu dibutuhkan (agar) usia biologis kita bisa lebih muda dibanding usia kronologis," tuturnya.
Menurutnya, untuk mengetahui usia biologis seseorang dibutuhkan pemeriksaan.
Perlu diketahui juga usia biologis berubah seiring dengan kebiasaan yang dijalankan sehari-hari.
Jadi jika ingin usia biologis lebih muda, mulai terapkan pola makan baik ditambah gaya hidup sehat seperti rutin melakukan aktivitas fisik. (*)
Baca Juga: Peringati Hari Alzheimer Sedunia, Ketahui Penyebab Mudah Lupa di Usia Muda
Source | : | liputan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar