Karena faktor itulah, dipercayai bahwa makan telur, khususnya kuning telur dapat menyebabkan kolesterol naik.
Akan tetapi, melansir American Heart Association (AHA), risiko makan kuning telur menyebabkan kolesterol tinggi telah dibantah dalam penelitian terbaru.
Ditemukan bahwa bagi kebanyakan orang sehat, kolesterol dalam makanan seperti telur, pengaruhnya terhadap kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL) sangat kecil.
Apalagi jika dibandingkan dengan efek asam lemak jenuh, yang jauh lebih besar dan berbahaya yang ditemui dalam mentega dan daging berlemak.
Penelitian terbaru juga menunjukkan bawha makan telur dalam jumlah sedang, satu butir per hari, tidak meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang sehat.
Justru, rutin makan telur pada orang yang sehat dapat menjadi bagian dari pola makan sehat.
Sedangkan untuk orang dengan riwayat kolesterol tinggi, dapat mengurangi konsumsi telur selama satu minggu atau hanya memakan bagian putihnya saja.
Bagian putih telur aman karena tidak mengandung kolesterol, tapi proteinnya masih cukup tinggi.
Meski potensinya untuk membuat kadar kolesterol melonjak kecil dan termasuk makanan bernutrisi, tapi proses mengolahnya harus diperhatikan.
Ketika memasaknya lebih baik tidak digoreng atau dicampurkan dengan bahan lain yang tinggi lemak jenuh, seperti mentega.
Jadi, benarkah kuning telur menyebabkan kolesterol? Jawabannya bisa saja, tetapi ini juga dipengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh dan cara pengolahannya. (*)
Baca Juga: 6 Gejala Kolesterol yang Tidak Disadari, Sering Mengantuk Salah Satunya
Source | : | Mayo Clinic,American Heart Association |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar