GridHEALTH.id – Sebuah penelitian terhadap konsumen yang dilakukan baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari 40% responden yang disurvei di tujuh negara Asia Pasifik, yaitu Singapura, Thailand, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Indonesia dan Filipina percaya bahwa perawatan Covid-19 melalui pengobatan berdasarkan resep adalah sama pentingnya dengan vaksin Covid-19.
Akan tetapi, kesadaran akan pentingnya perawatan tersebut masih rendah.
Studi yang masih berjalan akan terapi Covid-19 melalui pengobatan berdasarkan resep ini dilakukan secara independen oleh Ipsos di 18 negara dengan responden berjumlah 34.038 di Asia Pasifik, Amerika Latin, Timur Tengah, Rusia dan Afrika pada bulan Juli tahun ini
Responden di Asia Pasifik sendiri berjumlah 14,012 orang.
Berdasarkan data responden yang disurvei di Singapura, Malaysia, Indonesia, Hong Kong, Taiwan dan Filipina, jumlah responden yang mengatakan mereka sangat sadar adanya terapi pengobatan Covid-19 berdasarkan resep ada sedikit di bawah 40%.
Padahal pengobatan demikian tersedia untuk pasien yang memenuhi syarat di Singapura, Malaysia dan Hong Kong dan mendapatkan subsidi penuh dari pemerintah.
Sementara itu di Singapura, Hong Kong dan Taiwan, lebih dari setengah reponden (53% - 60%) berkata bahwa mereka tidak tahu di mana mendapatkan obat antivirus oral secara gratis.
Mereka juga tidak tahu persyaratan apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengobatan antivirus oral secara gratis.
Bahkan bagi para responden di negara-negara tersebut yang berkata tahu akan setidaknya satu obat antivirus oral, lebih dari setengahnya (51%-70%) menyatakan tidak yakin atau tidak tahu pengobatan apa yang gratis.
Dr. Leong Hoe Nam, Spesialis Penyakit Infeksi di RS Mount Elizabeth Novena Singapura mengatakan, “Dalam peperangan kita melawan virus corona, ada banyak diskusi mengenai vaksinasi namun hanya sedikit diskusi mengenai ketersediaan perawatan Covid-19.
Terutama untuk pasien berisiko tinggi, pengertian akan adanya pilihan pengobatan, termasuk antivirus, dapat menurunkan berkembangnya penyakit menuju lebih parah dan secara efektif mengurangi perawatan rawat inap di rumah sakit dan mengurangi angka kematian.”
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar