GridHEALTH.id - Fobia sering digambarkan sebagai rasa takut yang berlebih terhadap sesuatu.
Kondisi ini cukup akrab terdengar di telinga, beberapa di antaranya bahkan sudah umum terjadi misalnya fobia badut atau ketinggian.
Beberapa waktu yang lalu, seorang pengguna Twitter/X mendadak jadi perhatian sejumlah netizen setelah membagikan cerita dirinya yang fobia terhadap nasi putih.
Perempuan bernama Kharel ini, mengatakan kalau awal dirinya fobi nasi setelah melihat di dalam mimpi nasi putih yang dimakannya berubah jadi belatung.
Kejadian itu dialaminya pada 2019 lalu, ketika menjalani perawatan di rumah sakit.
Dilansir dari Kompas (13/11/2023), setelah terbangun dari tidur, ia disuguhi makanan karena sudah masuk jadwal makan.
Makanan yang disajikan berupa bubur nasi dengan tekstur yang kasar. Sehingga butiran nasinya masih terlihat.
Teringat mimpinya dan timbul perasaan geli, ia mengatakan kepada sang ibu kalau enggan untuk makan.
"Lalu aku bilang ke mama, 'Mah, aku gamau makan ini. Aku takut dan geli mau muntah," ujarnya.
Selama menjalani perawatan di rumah sakit, ia terus menolak makan nasi, hingga akhirnya ibu tahu kalau Kharel fobia nasi.
Fobia yang dialaminya kurang lebih sudah berjalan selama lima tahun.
Baca Juga: Jenis-jenis Fobia yang Muncul di Kantor, Anda Mengalaminya?
Terkait kondisinya, ia mengatakan sudah pergi ke psikiater, akan tetapi merasa belum perlu melakukan terapi atau pengobatan.
Pasalnya, saat ini dia sudah bisa makan nasi, meskipun bukan nasi putih melainkan nasi merah.
"Cuma aku masih suka kesulitan kalau makan di luar (rumah) karena nasi merah jarang sekali disediakan di rumah makan," katanya.
Karena itu, ketika berada di luar rumah dirinya lebih memillih memesan menu selain nasi.
Sebelumnya ketahui dulu apa yang dimaksud dengaj fobia.
Psikolog klinis Ellyana Dwi Farisandy, M.Psi, mengatakan kepada GridHEALTH, Jumat (17/11/2023), "Fobia adalah perasaan cemas berlebihan yang terjadi pada seseorang mengenai situasi atau objek tertentu."
Ini berbeda dengan rasa takut. Cemas berkaitan dengan kemungkinan bahaya di masa depan yang belum tentu terjadi.
Sementara rasa takut, merupakan reaksi yang muncul saat hal berbahaya benar-benar terjadi.
Untuk mengatasi fobia, dosen psikologi di Universitas Pembangunan Jaya ini, menjelaskan ada beberapa intervensi yang dilakukan oleh psikolog dengan orang yang mengalaminya.
Misalnya saja metode exposure theraphy hingga CBT (Cognitive Behavior Therapy).
"Exposure therapy merupakan intervensi dimana individu akan secara bertahap dihadapkan pada hal-hal, situasi dan aktivitas yang dicemaskan," jelasnya.
"CBT merupakan intervensi dimana individu belajar untuk mengenali pemikiran irasional mengenai phobia individu," sambungnya.
Pada terapi tersebut orang yang mengalami fobia akan menatang pikiran rasionalnya dan menggantikannya dengan pemikiran yang lebih rasional. (*)
Baca Juga: 4 Jenis Fobia Menyeramkan, Salah Satunya Kerap Disalah Artikan Sebagai OCD
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar