GridHEALTH.id - Berat badan yang turun seringkali dianggap sebagai kabar yang menggembirakan bagi sebagian orang.
Akan tetapi, tidak semua penurunan berat badan merupakan hal yang baik, karena ini bisa juga menjadi tanda penyakit.
Melansir Healthline, masalah kesehatan tertentu yang menyebabkan penurunan berat badan meliputi:
* Diare
* Infeksi virus
* Demensia
* Kanker
Karena itu, penting untuk mengenali perbedaan berat badan turun karena diet dan sakit.
Berat badan yang turun karena diet biasanya dibarengi dengan perubahan pola makan dan pengurangan asupan kalori secara sadar.
Seseorang dapat membuat pilihan makanan yang sehat dan dibarengi dengan olahraga teratur.
Orang yang sedang diet, pola makannya meliputi perbanyak makan protein dan sayuran, minum air putih lebih banyak, dan ditambah asupan serat.
Baca Juga: Manfaat Jalan Kaki 30 Menit Setiap Pagi untuk Kesehatan, Rutinkan Mulai Sekarang
Tujuannya adalah untuk mencapai berat badan yang sehat dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Idealnya, bobot tubuh ketika timbang berkurang sebanyak 0,5-2 pon (0,2-1 kilogram) per minggu.
Jangan kecewa jika melihat angka berat badan yang dipangkas terlihat kecil, karena memang dalam hal ini bobot tubuh berkurang secara bertahap.
Jika dilakukan dengan benar, maka tidak hanya berat badan yang diimpi-impikan tercapai, tapi kesehatan tubuh juga meningkat secara keseluruhan.
Sedangkan berat badan yang turun karena penyakit tertentu, biasanya terjadi secara tiba-tiba bahkan tanpa ada perubahan pola makan sama sekali.
Dilansir dari Healthline, seseorang yang berat badan turun karena sakit biasanya akan mendapati perubahan pada ukuran pakaian atau bentuk wajahnya.
Pasalnya, pada bagian itulah efek penurunan berat badan yang dapat dilihat dengan jelas.
Penurunan berat badan karena penyakit tertentu dapat terjadi bersamaan dengan demam, kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman, dan nyeri pada perut seperti diare atau sembelit.
Menurut Mayo Clinic, pemeriksaan lebih lanjut dengan tenaga medis diperlukan jika berat badan turun lebih dari 5% dari kondisi normal dalam rentang waktu 6-12 bulan.
Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih, jika dialami oleh seseorang yang sudah berusia lanjut.
Dokter mungkin akan merujuk ke ahli diet atau membantu menyusun rencana diet untuk memperbaiki berat badan yang turun secara tidak normal tersebut.
Pemberian suplemen mungkin juga akan dianjurkan untuk meningkatkan kesehatan secara menyeluruh, sehingga berat badan bisa kembali normal. (*)
Baca Juga: Menyusui Jadi Diet Alami yang Ideal Bagi Ibu Pasca Melahirkan, Mitos atau Fakta?
Source | : | Healthline,Mayo Clinic |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar