GridHEALTH.id - Vaksin mRNA adalah jenis vaksin yang menggunakan materi genetik yang disebut messenger ribonucleic acid atau mRNA.
Vaksin mRNA berbeda dari vaksin konvensional yang menggunakan virus atau bakteri yang dilemahkan atau dimatikan.
Sebaliknya, vaksin mRNA memanfaatkan komponen materi genetik yang telah diubah sedemikian rupa agar menyerupai kuman atau virus tertentu.
Dengan pendekatan ini, vaksin dapat menginduksi respons kekebalan tubuh serupa dengan respons terhadap virus atau bakteri yang dilemahkan dalam vaksin tradisional.
Vaksin mRNA memicu respons kekebalan dalam tubuh.
Vaksin COVID-19 Berbasis mRNA
Dalam konteks COVID-19, vaksin mRNA membuat spike protein virus SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.
Ketika vaksin mRNA disuntikkan ke dalam tubuh, sel-sel dalam tubuh membaca instruksi dari mRNA dan memproduksi sebagian kecil dari protein spike virus.
Tubuh kemudian mengenali protein ini sebagai benda asing dan merespons dengan memproduksi respons kekebalan.
Jika seseorang kemudian terpapar virus sebenarnya, sistem kekebalan tubuhnya sudah siap untuk melawan infeksi.
Vaksin mRNA, seperti yang digunakan dalam vaksin COVID-19, telah terbukti sangat efektif dalam mencegah penyakit.
Baca Juga: Pengobatan Covid-19 Berdasarkan Resep dan Antivirus Oral: Sama Pentingnya dengan Vaksin
Vaksin ini memiliki keunggulan cepatnya pengembangan dan produksi, karena produksi mRNA dapat dimulai dengan cepat setelah genetik virus diketahui.
Namun, vaksin mRNA juga memiliki keterbatasan, seperti persyaratan penyimpanan dingin yang ketat untuk beberapa jenis vaksin.
Indonesia dan Teknologi mRNA
Pada masa pandemi, vaksin Pfizer dengan merek COMIRNATY berbasis mRNA digunakan di Indonesia, yang mulai didistribusikan pada Agustus 2021.
Kemudian, Indonesia lalu menerapkan pembuatan dan penggunaan vaksin dengan platform teknologi berbasis messenger RNA (mRNA).
Produk yang diproduksi PT Etana Biotechnologies Indonesia adalah vaksin AWcorna.
Vaksin COVID-19 itu berbasis mRNA (messenger RNA), yakni vaksin dengan teknologi terbaru hasil pengembangan bioteknologi, yang dimulai pada Oktober 2022 lalu.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan penghargaan dan mendukung produksi vaksin COVID-19 berbasis mRNA oleh PT Etana Biotechnologies Indonesia.
Hal ini signifikan karena vaksin tersebut menjadi vaksin mRNA pertama yang bersertifikat halal di dunia dan juga menjadi vaksin pertama yang diproduksi di Asia Tenggara, demikian disebutkan dalam rilis Kemenkes.
Perkembangan Terkini dan Tantangan mRNA
Dipicu oleh dampak positif mRNA selama pandemi COVID-19, Dewan Sains Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan yang meninjau potensi manfaat dan keterbatasan teknologi vaksin mRNA.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Kembali Naik, Penanganan dan Obat yang Efektif untuk Lansia Jadi Sorotan
Laporan tersebut menyampaikan pentingnya upaya penelitian dan pengembangan terhadap vaksin mRNA COVID-19 dan tantangan yang masih ada.
Keberhasilan vaksin mRNA COVID-19 merupakan hasil dari puluhan tahun investasi dalam ilmu dasar yang mengeksplorasi modifikasi kimia RNA dan respons kekebalan terhadapnya.
Diketahui juga adanya potensi keberhasilan untuk HIV, virus syncytial pernapasan (RSV), sindrom pernapasan akut parah (SARS), dan terapi serta vaksin kanker.
Namun, manfaat vaksin mRNA COVID-19 tidak didistribusikan secara merata secara global, antara lain penyebabnya adalah kapasitas penelitian dan pengembangan yang tidak mencukupi, hambatan kekayaan intelektual, persyaratan penyimpanan, serta biaya tinggi untuk negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
"Potensi teknologi mRNA di luar vaksin COVID-19 akan memerlukan penelitian yang serius untuk mengatasi hambatannya," kata Profesor Harold Varmus, Ketua Dewan Sains WHO, penerima Nobel dan mantan Direktur Institut Kesehatan Nasional AS.
"Untuk meningkatkan teknologi vaksin mRNA, penelitian masa depan seharusnya berusaha untuk mengembangkan vaksin yang lebih stabil suhu, meningkatkan lamanya perlindungan, dan memastikan efektivitas terhadap beragam varian."
Laporan WHO ini merekomendasikan teknologi mRNA dalam pengembangan vaksin dan terapi terhadap penyakit menular lainnya.
Sebab, meskipun vaksin COVID-19 adalah satu-satunya vaksin mRNA pencegah yang aman dan efektif yang dikembangkan dan disetujui untuk penggunaan manusia hingga saat ini, vaksin mRNA juga bisa mendatangkan manfaat untuk sitomegalovirus (virus umum yang dapat membahayakan bayi dan mereka dengan sistem kekebalan yang lemah), influenza A dan B, dan RSV lainnya, yang kini sedang ada dalam uji coba Fase 3.
Penelitian juga sedang berlangsung untuk tuberkulosis, malaria, HIV, serta penyakit tidak menular lainnya.
Meningkatkan stabilitas vaksin mRNA pada suhu yang lebih tinggi harus menjadi target utama dari investasi dan upaya penelitian.
Baca Juga: Sama-sama Sedang Merebak, Kenali Perbedaan Antara COVID-19 dan Pneumonia
Source | : | WHO |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar