GridHEALTH.id - COVID-19 dan pneumonia, dua masalah kesehatan yang sedang menjadi sorotan dalam beberapa minggu terakhir.
Penyakit pneumonia mendapatkan perhatian masyarakat, setelah WHO melihat adanya peningkatan kasus undiagnosed pneumonia di kawasan China utara.
Kebanyakan pasiennya adalah anak-anak dan setelah dicari tahu, sebagian besar penyebab peningkatan kasus adalah bakteri mycoplasma pneumoniae.
Di Indonesia, kasus infeksi bakteri ini juga ditemukan, dilaporkan terjadi di DKI Jakarta dan Medan, Sumatera Utara.
Sebagai informasi, selain karena bakteri pneumonia juga bisa disebabkan oleh virus maupun jamur yang ada di udara.
Sedangkan kasus COVID-19 kembali menjadi perhatian, karena adanya tren kenaikan kasus di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Dikutip dari situs resmi InfeskiEmerging Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada 17 Desember 2023 tercatat ada 216 kasus konfirmasi baru.
Peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia mulai terlihat pada akhir Oktober dan awal November lalu.
Varian COVID-19 seperti XBB serta EG.2 dan EG.5 atau Eris, yang paling mendominasi kasus infeksi saat ini.
Sebagai langkah antisipasi, ketahui perbedaan gejala pneumonia dan COVID-19, agar deteksi dini serta penanganan bisa cepat dilakukan.
Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), MSc, Anggota bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB-IDI pada (30/11/2023) mengatakan, gejala pneumonia akibat mycoplasma pneumoniae biasanya muncul 1-4 minggu setelah terinfeksi.
Baca Juga: Keberhasilan Vaksin mRNA pada COVID-19, Melihat Potensi Lain dan Urgensi Atasi Keterbatasannya
Pada anak-anak, gejala yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut ini:
1. Bersin-bersin
2. Hidung tersumbat
3. Sakit tenggorokan
4. Mata berair
5. Mengi (wheezing), terdengar suara saat bernapas
6. Muntah atau diare
Infeksi bakteri ini juga bisa dialami oleh orang dewasa dengan gejala batuk yang memburuk bahkan hingga beberapa minggu sampai bulan, sakit tenggorokan, lemas, demam, nyeri kepala, dan dapat ditemukan eksaserbasi PPOK.
Sementara gejala COVID-19 yang perlu diwaspadai, mempunyai kemiripan dengan flu yang umum terjadi saat musim pancaroba. Di antaranya adalah berikut:
1. Batuk-batuk
2. Pusing atau sakit kepala
Baca Juga: Di Tengah Tren Lonjakan COVID-19, Ini Tips Lindungi Kelompok Rentan Lansia dan Anak
3. Pilek
4. Demam
5. Sakit tenggorokan
Pada kasus COVID-19, demam yang terjadi pada pasien umumnya cukup dominan dan disertai dengan nyeri tenggorokan.
Sementara flu, terkadang tidak disertai dengan nyeri tenggorokan dan hanya mengalami hidung tersumbat.
Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, pemeriksaan lebih lanjut seperti PCR atau tes antigen, sebaiknya segera dilakukan.
Kedua penyakit yang merupakan gangguan pernapasan ini, dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
* Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
* Menggunakan masker ketika sakit
* Menjaga jarak dengan orang yang sakit
Vaksinasi seperti influenza dan COVID-19, serta melengkapi imunisasi anak juga merupakan langkah pencegahan yang penting untuk dua penyakit ini. (*)
Baca Juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Kemenkes Soroti Kesiapan Daerah Jelang Gelombang Wisatawan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar