GridHEALTH.id - Kerjaaan Inggris pekan lalu mengatakan, Raja Charles III menjalani perawatan di rumah sakit setelah didiagnosis pembesaran prostat.
Perwakilan dari Istana Buckingham mengatakan, kondisi yang dialami oleh Raja Charles III merupakan hal yang umum dialami oleh pria dan sifatnya jinak.
"Sama seperti ribuan pria setiap tahunnya, raja mencari pengobatan untuk pembesaran prostatnya," kata pihak istana, dikutip dari The Guardian.
"Kondisi Yang Mulia tidak berbahaya dan dia akan dibawa ke rumah sakit minggu depan untuk menjalani prosedur perbaikan. Pertemuan publik raja akan ditunda untuk masa pemulihan yang singkat," jelasnya.
Akibat penyakit yang dialaminya tersebut, Raja berusia 75 tahun ini, harus menunda jadwal pertemuan publik untuk sementara waktu.
Diketahui, alasan mengapa kondisinya dibuka secara jelas ke publik, karena ia ingin mendorong pria lain yang mungkin mengalami kondisi serupa untuk melakukan pemeriksaan.
Dokter spesialis urologi dr. Hilman Hardiansyah, Sp.U, menjelaskan pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia atau BPH) adalah pembesaran organ prostat akibat bertambahnya sel-sel pada organ tersebut.
Melansir National Institute of Health, prostat mengalami dua periode pertumbuhan utama seiring bertambahnya usia pria.
Pertama terjadi pada awal masa pubertas, ketika ukuran prostat berlipat ganda. Fase pertumbuhah kedua dimulai sekitar usia 25 tahun berlanjut hampir sepanjang hidup pria.
Pembesaran prostat jinak, sering terjadi pada fase pertumbuhan kedua.
"(Pembesaran prostat) bersifat jinak, bukan ganas seperti pada kasus keganasan atau kanker," katanya saat dihubungi GridHEALTH, Selasa (23/1/2024).
Baca Juga: Segera Periksa Bila Alami Gangguan Berkemih, Bisa Jadi Tanda Kanker Prostat
Source | : | Wawancara,The Guardian |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar