Lebih lanjut, dokter Hilman menjelaskan bahwa dari penelitian kondisi ini cukup umum dialami oleh laki-laki berusia 60 tahun.
"Penelitian global menunjukkan bahwa pembesaran prostat terjadi pada 50 persen laki-laki usia 60 tahun, walau tidak semuanya menyebabkan gejala," jelasnya.
Dokter Hilman lebih lanjut menjelaskan, di Indonesia kasus pembesaran prostat prevalensi atau angka kejadiannya semakin tinggi pada orang-orang lanjut usia.
"Angka kejadian setiap tahunnya di Indonesia sekitar 20 persen pada pria berusia 41-50 tahun, meningkat hingga 50 persen pada pria usia 51-60 tahun, dan bertambah lagi hingga 90 persen pada pria usia di atas 80 tahun," paparnya.
"Usia merupakan faktor risiko paling kuat untuk penyakit benign prostatic hyperplasia," katanya.
Meski umumnya dialami oleh pria berusia lanjut, tapi ada kemungkinan kondisi ini dialami oleh usia muda, meski kasusnya terbilang jarang.
Ia menambahkan, "Pun demikian, kejadian BPH pada usia yang lebih muda dapat terjadi, walau sangat jarang."
Selain usia, ada beberapa faktor risiko pembesaran prostat yang juga perlu diketahui:
1. Ada riwayat pembesaran prostat dalam keluarga
2. Mempunyai kondisi medis seperti obesitas, penyakit jantung dan kardiovaskular, atau diabetes tipe 2
3. Pengaruh gaya hidup, seperti kurang aktivitas fisik (*)
Baca Juga: Pahami Sejak Dini, Ini Cara Mencegah Kanker Prostat pada Laki-laki
Source | : | Wawancara,The Guardian |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar