"Pembesaran prostat (sifatnya) jinak, merupakan pembesaran organ prostat akibat bertambahnya sel-sel pada organ prostat," jelasnya.
Perlu diketahui, seiring bertambahnya usia pria, prostat akan mengalami perkembangan.
Ketika ukuran prostat membesar, bagian uretra akan tertekan. Lapisan dinding kandung kemih menebal dan seiring waktu akan melemah.
Hingga akhirnya hilang kemampuan untuk mengosongkannya secara penuh dan urin tetap berada di kandung kemih.
Lantas, apakah pembesaran prostat yang dialami Raja Charles III bisa berakibat kanker?
Terdapat satu studi yang menemukkan pria dengan BPH memiliki risiko kanker prostat 2-3 kali lipat dan 2-8 kali berisiko meninggal karena kanker tersebut.
Studi itu dipublikasikan di European Urology pada 2011. Ditemukan, dari 187.591 pasien BPH yang pernah dirawat sepanjang 1980-2006, 7.076 pasien meninggal akibat kanker prostat.
Akan tetapi, ditegaskan bahwa data tersebut tidak bisa digunakan untuk menyimpulkan hubungan sebab akibat.
Adapun komplikasi yang disebabkan oleh pembesaran prostat yakni resistensi urin atau ketidakmampuan buang air kecil.
Risiko komplikasi yang lainnya yakni infeksi saluran kemih (ISK), batu kandung kemih, kerusakan kandung kemih, dan kerusakan ginjal akibat tekanan berlebih di kandung kemih.
Hingga saat ini pun, pihak Istana Buckingham juga masih belum menjelaskan secara rinci jenis kanker yang dialami oleh Raja Charles III. (*)
Baca Juga: Menghantui Lansia, Bisakah Pembesaran Prostat Seperti Raja Charles Dialami Usia Muda?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar