GridHEALTH.id - Obesitas sebuah kondisi yang dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.
Seringkali orang mengenal obesitas sebagai kegemukan. Tidak salah memang, tapi kondisi ini umumnya berhubungan dengan penumpukan lemak di tubuh.
Obesitas menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dan energi yang digunakan.
Tak hanya dari berat badan, penentuan kondisi ini juga bisa dilakukan dengan mengukur lingkar perut dan indeks massa tubuh.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes., menjelaskan normalnya lingkar perut wanita tidak lebih dari 80 cm.
Sedangkan, bagi laki-laki, lingkar perut sebaiknya tidak lebih dari 94 cm.
"Indeks massa tubuh, kisarannya lebih dari 25, sudah harus waspada," kata Eva dalam konferensi pers peringatan Hari Obesitas Sedunia oleh Nutrifood, Senin (4/3/2024).
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian lebih dan segera ditangani, karena dapat menimbulkan sejumlah komplikasi.
Berikut ini adalah sejumlah masalah kesehatan yang berisiko dialami oleh orang dengan obesitas yang memiliki indeks massa tubuh lebih dari 30:
Ini merupakan jenis arthritis yang terjadi ketika lapisan pelindung tulang rawan yang ada di sendi rusak.
Obesitas meningkatkan tekanan pada sendi-sendi tertentu, termasuk lutut, yang dapat mempercepat kerusakan tulang rawan.
Baca Juga: Obesitas Jadi Salah Satu Faktornya, Ini 5 Penyebab Asam Urat Tinggi pada Anak dan Remaja
Hal ini menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan membuat gerakan seseorang menjadi terbatas.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk masalah kesehatan yang berisiko terjadi karena obesitas.
Lemak yang berlebih pada tubuh meningkatkan volume darah dan memerlukan lebih banyak tekanan untuk mengalirkannya.
Diabetes tipe 2 merupakan komplikasi obesitas yang paling umum terjadi. Kondisi ini berkembabg saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, sehingga meningkatkan gula darah.
Obesitas memicu resistensi insulin, yang merupakan penyebab awal berkembangnya diabetes tipe 2.
Penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD) adalah kondisi di mana lemak menumpuk dalam sel-sel hati dan tidak ada hubungannya dengan kebiasaan konsumsi alkohol.
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama kondisi ini. Ketika terjadi, perlemakan hati dapat berkembang menjadi lebih serius dan mengakibatkan sirosis hati atau kanker hati.
Obesitas juga merupakan salah satu faktor terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).
Lemak berlebih dalam tubuh meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), trigliserida, dan tekanan darah. Semua itu, faktor risiko utama PJK.
Kondisi ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah koroner, yang dapat mengarah pada serangan jantung atau angina.
Penyakit komplikasi akibat obesitas yang terakhir adalah gangguan reproduksi, yakni sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS merupakan masalah ketidakseimbangan hormon yang mengakibatkan seorang wanita mengalami gangguan infertilitas. (*)
Baca Juga: Hari Obesitas Sedunia, Mengatasi Obesitas Tak Cukup Ubah Pola Makan dan Olahraga
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar