Hal ini menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan membuat gerakan seseorang menjadi terbatas.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk masalah kesehatan yang berisiko terjadi karena obesitas.
Lemak yang berlebih pada tubuh meningkatkan volume darah dan memerlukan lebih banyak tekanan untuk mengalirkannya.
Diabetes tipe 2 merupakan komplikasi obesitas yang paling umum terjadi. Kondisi ini berkembabg saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, sehingga meningkatkan gula darah.
Obesitas memicu resistensi insulin, yang merupakan penyebab awal berkembangnya diabetes tipe 2.
Penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD) adalah kondisi di mana lemak menumpuk dalam sel-sel hati dan tidak ada hubungannya dengan kebiasaan konsumsi alkohol.
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama kondisi ini. Ketika terjadi, perlemakan hati dapat berkembang menjadi lebih serius dan mengakibatkan sirosis hati atau kanker hati.
Obesitas juga merupakan salah satu faktor terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).
Lemak berlebih dalam tubuh meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), trigliserida, dan tekanan darah. Semua itu, faktor risiko utama PJK.
Kondisi ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah koroner, yang dapat mengarah pada serangan jantung atau angina.
Penyakit komplikasi akibat obesitas yang terakhir adalah gangguan reproduksi, yakni sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS merupakan masalah ketidakseimbangan hormon yang mengakibatkan seorang wanita mengalami gangguan infertilitas. (*)
Baca Juga: Hari Obesitas Sedunia, Mengatasi Obesitas Tak Cukup Ubah Pola Makan dan Olahraga
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar