GridHEALTH.id - Dunia hiburan Indonesia berduka, komedian Christian Barata Nugroho atau dikenal dengan nama Polo Srimulat meninggal dunia.
Ia dikabarkan menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Ana Medika Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (6/3/2024).
Dilansir dari Kompas (7/3/2024), anak sulung dari mendiang Polo Srimulat, Sebastian, mengatakan ayahnya meninggal karena sakit paru-paru yang sudah dialaminya sejak lama.
Menurut sang putra, ini merupakan kali kedua Polo dibawa ke rumah sakit karena penyakit yang diidapnya.
"Sudah lama. Ini sudah yang ke dua kali. Kemarin sempat sehat terus kambuh lagi. Ini sebenarnya dalam masa pemulihan. Bapak masa pemulihan," ujarnya.
Jenazah Polo Srimulat dibawa ke Madiun, Jawa Timur, untuk selanjutnya dimakamkan di sana.
Melansir Penn Medicine, penyakit paru adalah seluruh masalah kesehatan yang terjadi pada paru-paru.
Kondisi ini, dapat menyebabkan fungsi paru-paru untuk mendukung sistem pernapasan terhambat.
Terdapat tiga jenis utama penyakit paru-paru, di antaranya gangguan pada saluran napas, yang menyebabkan penyempitan atau penyumbatan saluran udara.
Selain itu, ada juga penyakit jaringan paru-paru yang mengakibatkan paru-paru tidak dapat mengembang sepenuhnya.
Kondisi ini, membuat paru-paru sulit mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Baca Juga: Segera Periksa Bila Alami Batuk Seperti Ini, Bisa Jadi Gejala Kanker Paru
Ada pula penyakit sirkulasi paru-paru, yang disebabkan oleh pembekuan, jaringan parut, atau peradangan pada pembuluh darah.
Penyakit paru-paru yang paling umum meliputi asma, pneumotoraks (paru-paru kolaps), penyakit paru obstruktif kronis (COPD), hingga penumpukan cairan tidak normal di paru-paru (edema paru).
Melansir Lompoc Valley Medical Center, terdapat beberapa kebiasaan penyebab penyakit paru yang sering dilakukan tanpa sadar.
Merokok dapat mempengaruhi jaringan di paru-paru dan mencegahnya bekerja dengan baik. Setiap hisapan rokok, mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk karbon monoksida.
Karbon monoksida menggantikan oksigen dalam darah. Ini menyebabkan organ menerima lebih sedikit oksigen.
Ketika merokok, semua senyawa kimia tersebut masuk ke dalam aliran darah dan dialirkan ke seluruh bagian tubuh.
Ada banyak polutan dalam dan luar ruangan yang dapat membahayakan paru. Contohnya, asap rokok, radon, dan juga kabut asap.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Current Opinion in Pulmonary Medicine, polusi udara berdampak pada 9 dari 10 orang yang hidup di area urban.
Untuk mengurangi paparan polusi, gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Olahraga membantu memperkuat paru-paru. Ini dapat membantu tubuh menjadi lebih baik dalam memasukkan oksigen ke dalam aliran darah dan mengirim ke otot.
Olahraga tertentu dapat memperkuat diafragma dan otot di antara tulang rusuk, sehingga mudah bernapas.
Baca Juga: Ketahui Perbedaan Gejala Penyakit Paru dan Flu Agar Dapat Menangani dengan Tepat
Jika jarang olahraga, ada kemungkinan besar mengalami kesulitan bernapas saat beraktivitas.
Sering duduk atau berdiri dengan postur tubuh membungkuk ke depan, paru-paru memiliki lebih sedikit ruang untuk mengembang.
Seiring waktu, postur tubuh yang buruk dapat menyulitkan paru-paru mengambil cukup oksigen dan mengirimkannya ke organ.
Postur tubuh yang buruk juga dapat mengganggu pola pernapasan. Ini dapat menyebabkan pernapasan dangkal, yang membuat lebih sedikit oksigen masuk ke tubuh.
Seiring waktu, kondisi ini akan melemahkan paru-paru.
Pola makan tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan peradangan di tubuh, termasuk paru-paru.
Tanda paru-paru yang meradang yakni mengi (napas berbunyi), batuk, dan kesulitan bernapas. Setelah berolahraga, biasanya juga sangat kelelahan atau dada sesak.
Maka dari itu, mulailah mengurangi konsumsi permen ataupun makanan manis lainnya.
Hindari makanan cepat saji dan tinggi lemak, seperti ayam goreng, donat, serta daging olahan.
Lebih baik, konsumsi buah-buahan, sayuran segar, kacang-kacangan, ikan, dan unggas.
Itulah beberapa kebiasaan penyebab penyakit paru, yang sebagian besar dapat diubah untuk kesehatan lebih baik. (*)
Baca Juga: Kasus Kanker Paru Tinggi Setiap Tahun, 3 Kelompok Ini Disarankan Rutin Skrining
Source | : | Kompas.com,Penn Medicine |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar