Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons dengan baik terhadap insulin yang diproduksi oleh pankreas.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, bahkan jika seseorang menerapkan pola makan yang sehat.
Stres berat bisa mempengaruhi kadar gula darah seseorang.
Walaupun sudah jalani pola hidup sehat, tapi jika stres tidak dikendalikan dengan baik, keparahan diabetes berpotensi terjadi.
Stres dapat memicu pelepasan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup, akan memengaruhi metabolisme gula dalam tubuh.
Penelitian telah menunjukkan, kurang tidur dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan obesitas.
Di mana dua hal tersebut, merupakan faktor risiko utama terjadinya diabetes.
Jadi, walaupun seseorang sudah menjalani gaya hidup sehat, tapi waktu istirahat yang tidak tercukupi dapat menghambat upaya pengelolaan diabetes.
Beberapa obat, seperti kortikosteroid dan antipsikotik, dapat meningkatkan risiko diabetes.
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat mengganggu metabolisme gula dalam tubuh dan membuat sulit mengendalikan diabetes. (*)
Baca Juga: Mengenal Tanda Diabetes Parah yang Perlu Segera Mendapatkan Penanganan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar