GridHEALTH.id - Memahami kesehatan reproduksi sangat dibutuhkan oleh seorang perempuan.
Dengan begitu, maka seorang perempuan bisa mencegah dan mendapatkan penanganan yang tepat, bila terjadi masalah kesehatan.
Meski merupakan sesuatu yang penting, sayangnya bagi sebagian besar masyarakat ini masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan.
Persoalan tersebut disinggung oleh Chief Executive Officer PLans Sastya Wardani dalam Kartini Negeri Talkshow Nakita x CewekBanget.ID, yang diadakan pada Kamis (25/4/2024).
Ini merupakan bagian dari rangkaian acara "Kartini Negeri", untuk memperingati Hari Kartini yang berlangsung dari 24-27 April 2024.
Sastya mengatakan, dari sebuah riset yang dipublikasikan di Milli.eu, diketahui sebanyak 85 persen perempuan di Asia Tenggara mengaku tidak mempunyai pengetahuan maupun akses ke resources tentang kesehatan reproduksi.
Salah satu faktor yang menjadi penghambat adalah budaya yang dijalankan.
"Dalam budaya Timur, kita terbiasa untuk tidak membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan reproduksi karena tabu. Padahal dengan tidak membicarakan, hanya satu dari lima perempuan yang mendapatkan hasil diagnosa dengan cepat dan tepat," sambungnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan masalah kesehatan reproduksi biasanya baru terdiagnosis setelah berlangsung 3-5 tahun.
Oleh karena itu, sangat penting bagi perempuan untuk rutin memeriksa kesehatan reproduksinya sejak dini dan secara bertahap.
Ini sudah bisa dimulai dari usia pubertas, usia produktif, hingga usia menjelang menopause.
Baca Juga: Dibalik Rasa yang Pedas, Lengkuas Punya Manfaat Tak Teduga untuk Reproduksi Wanita
Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya keterbukaan untuk mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dari sumber-sumber yang terpercaya, seperti dokter dan bukan media sosial.
Sering mengedukasi diri tentang hal ini, juga dapat membantu menambah pengetahuan bagi yang lain, khususnya anak perempuan di masa pubertas.
Berkaca dari data dan cerita di lingkungannya, membuat Sastya meluncurkan aplikasi PLans.
PLans merupakan platform digital asisten kesehatan reproduksi perempuan Indonesia yang berbasis data.
Melalui aplikasi ini, setiap perempuan dapat mengakses informasi, pengetahuan, dan layanan kesehatan reproduksi untuk peningkatan kualitas hidup.
Terdapat pula fitur untuk memantau menstruasi, masa subur, hingga pilihan perencanaan keluarga.
Hadirnya PLans bertujuan untuk memberdayakan perempuan, sehingga mampu mengambil kendali atas perjalanan kesehatan reproduksinya.
Juga, memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan di mana pun mereka berada.
"Lebih dari sekadar aplikasi, PLans adalah gerakan untuk mendukung kesetaraan dan keadilan gender bagi kesehatan reproduksi perempuan. Kami berkomitmen untuk memastikan semua perempuan Indonesia dimampukan untuk mengambil alih kendali dan membuat keputusan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mereka, serta mendapatkan askes yang merata terhadap layanan kesehatan reproduksi," ungkap Sastya.
Dalam upaya memberikan layanan kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga, PLans saat ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 150 klinik dan rumah sakit yang berada di 15 kota di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Ke depannya, PLans berkomitmen untuk terus memberikan manfaat yang lebih luas bagi perempuan Indonesia, dengan secara aktif mengembangkan fitur dan layanan kesehatan.
Aplikasi PLans sudah bisa diunduh di Google Play Store melalui tautan berikut bit.ly/PLansApp. (*)
Baca Juga: Polusi Udara di Jakarta Belum Membaik, Ternyata Berisiko Pada Kesuburan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar