GridHEALTH.id - Thrombosis with thrombocytopenia syndrome atau trombositopenia (TTS) adalah sebuah kondisi yang dikaitkan dengan efek samping vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Ini merupakan kondisi medis, di mana seseorang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombositnya rendah.
Mengutip Healthdirect, ada juga yang menyebutnya sebagai trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin (VITT).
Belum lama ini, AstraZeneca mengakui adanya risiko TTS sebagai efek samping dari vaksin yang diproduksinya.
Namun ditegaskan, kalau risiko efek samping AstraZeneca ini termasuk kondisi yang langka terjadi.
"Diakui bahwa vaksin AZ, dalam kasus yang sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme penyebabnya tidak diketahui. Lebih lanjut, TTS juga dapat terjadi tanpa adanya vaksin AZ (atau vaksin apapun). Penyebab dalam setiap kasus akan bergantung pada bukti ahli," kata perusahaan farmasi tersebut, dikutip dari Live Mint.
Melansir Mayo Clinic, bila mengalami trombositopenia artinya ada kurang dari 150.000 trombosit per kilometer darah yang mengalir.
Karena setiap trombosit hanya hidup sekitar 10 hari, tubuh biasanya memperbarui pasokan trombosit secara terus menerus dengan memproduksi ulang di sumsum tulang.
Penyakit ini, menyebabkan sejumlah keluhan pada orang yang mengidapnya, antara lain:
1. Mudah memar atau purpura
2. Pendarahan superfisial yang terlihat seperti ruam bintik-bintik ungu kemerahan (petechiae) berukuran kecil, biasanya di kaki bagian bawah
Baca Juga: Heboh Efek Samping Langka Vaksin AstraZeneca, Ini Penjelasan Pakar
3. Pendarahan berkepanjangan akibat luka
4. Pendarahan dari gusi atau hidung
5. Darah dalam urine atau tinja
6. Kelelahan dan limpa membesar
Komplikasi yang mungkin timbul akibat jumlah trombosit di bawah 10.000 per kilometer adalah pendarahan internal.
Trombositopenia yang parah bisa sebabkan pendarahan di otak, yang dapat berakibat fatal.
Menanggapi adanya risiko TTS sebagai efek samping vaksin COVID-19, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Hinky Hindra Irawan angkat bicara.
Ia mengatakan, tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia setelah vaksinasi dengan AstraZeneca di Indonesia.
"Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klinis tahap 1, 2, 3, dan 4 termasuk vaksin COVID-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar," katanya dikutip dari SehatNegeriku.
Berdasarkan rekomendasi WHO, Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan dan BPOM melakukan surveilans aktif terhadap berbagai gejala yang dicurigai berkaitan dengan vaksinasi, termasuk TTS.
Dari survei yang dilakukan di 14 rumah sakit di 7 provinsi, risiko TTS tidak ditemukan.
"Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk jaga supaya memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca," pungkasnya. (*)
Baca Juga: IDAI: Adenovirus di Vaksin AstraZeneca Bukan Penyebab Hepatitis Akut
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar