GridHEALTH.id - Asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), merupakan kondisi medis yang sering kali merepotkan.
Gejala yang ditimbulnya yakni heartburn, rasa asam di mulut, dan perut kembung. Semua itu, bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
Di balik rasa tidak nyaman yang ditimbulkannya, asam lambung juga menyimpan bahaya tersembuyi, terutama bila sering mengalami stres.
Stres meskipun merupakan respons alami tubuh terhadap situasi tertentu, dapat memperparah gejala asam lambung dan meningkatkan risiko komplikasi.
Dilansir dari Healthline, terdapat sejumlah studi yang menunjukkan hubungan stres dengan tingkat keparahan asam lambung.
Salah satunya sebuah studi kecil yang dilakukan pada 2017 dan dipublikasikan di JNM Journal.
Para peneliti memberikan hormon pelepas kortikotropin (CRH), suatu neuropeptida yang dilepaskan selama stres, kepada partisipan yang sehat melalui infus.
Mereka menemukan bahwa CRH meningkatkan sensitivitas kerongkongan terhadap aktivitas listrik.
Saat stres, tubh jadi lebih sensitif terhadap sejumlah kecil asam yang ada di kerongkongan.
Peningkatan sensitivitas yang terjadi di saluran pencernaan, menyebabkan gangguan lainnya, termasuk dispepsia fungsional dan sindrom iritasi usus besar.
Studi terbaru pada 2023 di Sri Lanka menemukan, orang dengan tingkat stres sedang hingga berat 1,95 kali lebih mungkin mengalami gejala asam lambung.
Baca Juga: Amankah Mengobati Asam Lambung dengan Rebusan Jamu yang Ada di Pasaran?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar