GridHealth.id - Kesemutan adalah sensasi yang biasa dialami oleh banyak orang.
Ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari posisi tubuh yang salah hingga masalah kesehatan yang lebih serius.
Namun, apakah kesemutan tanda kanker darah?
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai hubungan antara kesemutan dan kanker darah, serta gejala lainnya yang perlu diwaspadai.
Kesemutan, atau parestesia, adalah sensasi yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, terbakar, atau mati rasa di suatu bagian tubuh.
Kesemutan bisa terjadi sementara atau kronis.
Kesemutan sementara biasanya disebabkan oleh tekanan pada saraf atau pembuluh darah, misalnya ketika duduk bersila terlalu lama.
Namun, kesemutan kronis bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk gangguan saraf atau penyakit tertentu.
Sebelum membahas hubungan kesemutan dengan kanker darah, penting untuk memahami berbagai penyebab umum kesemutan:
1. Kompresi Saraf: Posisi tubuh yang salah dapat menekan saraf dan menyebabkan kesemutan.
2. Diabetes: Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi dan dapat menyebabkan kesemutan.
Baca Juga: Terlalu Sering Kesemutan dan Mengganggu? Ini Cara untuk Mengatasinya
3. Kekurangan Vitamin: Kekurangan vitamin B12, B6, atau lainnya dapat menyebabkan kerusakan saraf yang berujung pada kesemutan.
4. Cedera: Trauma atau cedera pada saraf bisa menyebabkan kesemutan.
5. Infeksi: Beberapa infeksi dapat mempengaruhi saraf dan menyebabkan kesemutan.
Kanker darah, seperti leukemia, limfoma, dan myeloma, adalah jenis kanker yang mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah.
Meskipun kesemutan bukan gejala utama kanker darah, namun dalam beberapa kasus, kesemutan bisa terkait dengan kondisi ini.
Sel kanker dapat menyusup ke dalam sistem saraf perifer, menyebabkan kerusakan saraf dan gejala seperti kesemutan atau mati rasa.
Kemoterapi dan pengobatan lainnya untuk kanker darah dapat menyebabkan efek samping neuropati perifer, yang ditandai dengan kesemutan di tangan dan kaki.
Kanker darah sering menyebabkan anemia, yang dapat mengurangi suplai oksigen ke saraf dan menyebabkan kesemutan.
Beberapa kanker darah mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang bisa menyebabkan kerusakan saraf melalui mekanisme autoimun.
Selain kesemutan, ada beberapa gejala lain yang lebih umum pada kanker darah yang perlu diwaspadai:
Rasa lelah yang tidak wajar dan tidak hilang meskipun sudah beristirahat.
Pendarahan yang mudah dan memar tanpa sebab yang jelas.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat penderita lebih rentan terhadap infeksi.
Demam berkepanjangan dan keringat malam yang berlebihan.
Nyeri di tulang atau sendi, terutama di malam hari.
Pembengkakan tanpa rasa sakit di leher, ketiak, atau pangkal paha.
Jika kesemutan yang Anda alami berlangsung terus-menerus atau disertai gejala-gejala lain yang mengkhawatirkan, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.
Berikut adalah beberapa tanda bahwa kesemutan mungkin merupakan gejala dari sesuatu yang lebih serius:
1. Kesemutan yang Berlangsung Lama: Jika kesemutan berlangsung lebih dari beberapa minggu, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
2. Kesemutan yang Semakin Parah: Kesemutan yang semakin parah atau menyebar ke bagian tubuh lain perlu mendapat perhatian medis.
3. Disertai Gejala Lain: Kesemutan yang disertai gejala-gejala seperti kelelahan yang ekstrem, pendarahan yang tidak biasa, atau pembengkakan kelenjar getah bening harus segera diperiksakan.
Kesemutan memang bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi kesehatan, termasuk kanker darah. Namun, tidak semua kesemutan berarti adanya kanker darah.
Penting untuk memperhatikan gejala lainnya dan mencari bantuan medis jika Anda mengalami kesemutan yang berkepanjangan atau disertai gejala-gejala serius lainnya.
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan prognosis dan kualitas hidup penderita kanker darah.
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini 4 Ciri-ciri Kesemutan Tanda Awal Penyakit
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar