Dalam sebuah video, dr. Tirta mengatakan Zhang Zhi Jie mungkin mengalami kelainan elektrik pada jantung atau gangguan ritme jantung.
“Ketika pebulu tangkis jatuh terkapar dan ada keadaan kejang, itu kemungkinan besar ada kelainan elektrik pada jantung atau gangguan ritme pada jantung, yang mengakibatkan pasokan darah ke seluruh tubuh, terutama otak itu berkurang secara drastis.” ujar dr. Tirta.
“Ada dua kondisi yang bisa menyebabkan ini kalau kita melihat sekilas dari video. Disclaimer, ini hanya sebagai edukasi. Yang pertama kalau tidak ventricular fibrilasi, yang kedua adalah ventricular takikardi.” lanjutnya.
Untuk mencegah kondisi semakin parah, diperlukan pemberian pertolongan dalam waktu 1-2 menit.
“SOP-nya kalau terjadi diagnosa kelainan elektrik pada jantung atau gangguan aritmia jantung, atau yang mengakibatkan seperti itu, harus ada pertolongan dalam waktu jeda paling tidak satu atau dua menit.” jelas dr. Tirta.
“Pertolongan di dua menit awal itu akan memperpanjang kemungkinan hidup dari atlet untuk dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani penanganan lebih lanjut.” sambungnya.
Dengan adanya kejadian ini, dr. Tirta pun berharap dilakukan evaluasi untuk prosedur pemberian pertolongan untuk atlet yang sakit di lapangan.
“Harapannya ada evaluasi menyeluruh baik dari panitia penyelenggara, tim medis, ataupun pihak BWF.” ujarnya.
Di akhir video, dr. Tirta mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam menjalankan olahraga yang penuh adrenalin. Pasalnya, olahraga yang melibatkan adrenalin berkaitan erat dengan jantung.
“Pada akhirnya, olahraga apapun yang kompetitif, ada lawannya, melibatkan adrenalin, dan ada tropinya, ada menang atau kalah, itu sangat berisiko bahkan bagi orang yang terlatih sekalipun, yaitu atlet.” kata dr. Tirta.
“Risikonya tidak jauh dari jantung, karena jantunglah yang menyuplai darah ke seluruh tubuh kita. Atlet saja berisiko padahal sudah terlatih, apalagi kita yang orang biasa. Pesan saya untuk teman-teman kalau kalian melakukan olahraga sebagai enthusiast, lakukanlah sesuai program dan tidak perlu push to limit.” tutupnya. (*)
Baca Juga: Berkenalan dengan Olahraga Roundnet, Apa Saja Manfaatnya untuk Kesehatan?
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar