2. Peradangan Kronis: Talc dapat menyebabkan peradangan kronis pada jaringan ovarium, yang dapat memicu perubahan sel menjadi sel kanker.
3. Kontaminasi Asbes: Talc yang terkontaminasi dengan asbes meningkatkan risiko karsinogenik. Meskipun produsen saat ini memastikan talc bebas asbes, risiko tetap ada, terutama pada produk lama.
Penelitian mengenai hubungan antara bedak talc dan kanker ovarium menghasilkan hasil yang bervariasi:
- Penelitian yang Mendukung Risiko: Beberapa studi menunjukkan peningkatan risiko kanker ovarium pada wanita yang menggunakan bedak talc di area genital.
Sebuah studi besar pada tahun 2016 menemukan bahwa wanita yang menggunakan bedak talc memiliki peningkatan risiko kanker ovarium sekitar 33%.
- Penelitian yang Tidak Menemukan Risiko: Ada juga penelitian yang tidak menemukan hubungan signifikan antara penggunaan bedak talc dan kanker ovarium.
Sebuah meta-analisis pada tahun 2014 tidak menemukan bukti kuat yang mendukung klaim tersebut.
- Pandangan Badan Kesehatan: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) mengklasifikasikan penggunaan perineal talc yang mengandung asbes sebagai "mungkin karsinogenik bagi manusia".
Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk mencapai kesimpulan definitif.
Bagi mereka yang khawatir tentang risiko kanker ovarium terkait penggunaan bedak talc, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:
- Menghindari Penggunaan di Area Genital: Hindari penggunaan bedak talc di area genital untuk mengurangi potensi risiko.
Baca Juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Ovarium, Perhatikan 10 Hal Berikut
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar